Panitia pelaksana Borobudur Marathon Lukminto Wibowo dalam keterangan pers yang diterima di Magelang, Rabu, menyebutkan pihaknya mendapatkan informasi ada pejabat negara Jerman akan berkunjung ke Indonesia, salah satu tempat yang disambangi adalah Candi Borobudur.
"Kami memperoleh informasi akan ada pimpinan negara Jerman, mungkin saja kanselir, yang mengunjungi Borobudur. Di sana Gubernur Jateng Pak Ganjar Pranowo dan pihak Jerman akan melakukan kerja sama antara Borobudur Marathon dan Berlin Marathon," katanya.
Ia menyampaikan pihaknya masih mendalami dan menunggu bentuk kerja sama tersebut. Potensi yang bisa dikerjasamakan adalah penyelenggaraan sister marathon, pertukaran pelari atau promosi kedua belah pihak.
Sister marathon yang dimaksud adalah upaya mengoneksikan lomba maraton di Borobudur dengan maraton di Kota Berlin. Misalnya, setelah tampil di Berlin Marathon, peserta luar negeri melanjutkan berlari di kawasan Borobudur.
Lukminto dengan panggilan akrab Luki ini mengakui pihaknya pernah bertemu Manabu Tanaka (dulu direktur Tokyo Marathon) dan sempat berkonsultasi apakah pihaknya bisa menjadikan Borobudur Marathon masuk dalam World Marathon Majors (WMM) seperti maraton di Tokyo, Boston, London atau Berlin.
"Informasi yang kami dapat, memang berat menjadikan Borobudur Marathon masuk WMM karena konsepnya beda. WMM itu city marathon atau maraton di kota. Yang bisa dilakukan adalah sister marathon, dan kerja sama promosi," katanya.
Baca juga: Agus Prayogo dan Odekta Naibaho juarai Borobudur Marathon 2021
Namun yang jelas, lanjut Luki, kesepakatan kerja sama Borobudur Marathon dengan Berlin Marathon membawa angin segar bagi pemerintah provinsi, Pemkab Magelang, dan Yayasan Borobudur Marathon.
"Artinya, akan makin banyak peserta luar negeri yang berbondong-bondong dan ini tentu akan berdampak luas bagi pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Magelang dan Jateng secara umum," katanya.
Luki menyitir ucapan juara Borobudur Marathon 2021 sekaligus peraih emas maraton SEA Games 2021 Odekta Elvina Naibaho yang mengagumi ajang tersebut dan menyebutnya layak diikuti pelari elit dunia.
Dia menegaskan bersama Yayasan Borobudur Marathon, di tengah pandemi COVID-19 yang tetap mengintai, pihaknya tidak pernah patah arang untuk terus menduniakan Borobudur Marathon. Maka dari itu, skema Borobudur Marathon 2022 yang digelar 12-13 November mendatang akan dikemas sedemikian rupa untuk merebut minat peserta.
"Kami berharap agar pandemi bisa clear pada November nanti. Meskipun ditarget 5.000 peserta dengan sistem ballot (undian), tapi jika peserta sampai 10.000 lebih, kenapa kami harus menolaknya? Banyak yang merindukan event ini," katanya.
Langkah-langkah promosi Bormar, tandasnya terus dilakukan di berbagai kota di Indonesia. Pihaknya juga mengubah race di nomor half marathon dan maraton agar memenuhi standar World Athtletics.
Luki berharap bisa mengulang sukses seperti tahun 2019 sebelum pandemi. Saat itu, peserta Bormar 85 persen adalah pelari di luar Magelang dan 10 persen di antaranya runner mancanegara.
"Kami terus membangun awareness atau kesadaran bahwa Indonesia memiliki Borobudur Marathon sebagai destinasi sport tourism," katanya.
Baca juga: Maybank Marathon latihan rutin jelang ajang di Bali
Baca juga: Indonesia International Marathon kembali hadir di Bali 26 Juni
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022