• Beranda
  • Berita
  • Kementan imbau peternak perketat biosekuriti cegah penularan PMK

Kementan imbau peternak perketat biosekuriti cegah penularan PMK

16 Juni 2022 20:41 WIB
Kementan imbau peternak perketat biosekuriti cegah penularan PMK
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Banten menyebutkan bahwa wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di daerahnya itu semakin meluas, dimana terdapat 293 ekor diduga terjangkit. (ANTARA/Azmi Samsul Maarif)
Kementerian Pertanian mengimbau agar para peternak ruminansia untuk memperketat biosekuriti di kawasan peternakan guna mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang bisa menyebabkan kerugian secara ekonomi.

"Kami juga ingin mengimbau agar peternak tetap menjaga biosekuriti kandang ternak masing-masing, untuk mengurangi lalu lintas ternak dan mengikuti protokol kesehatan hewan yang disampaikan oleh petugas lapangan," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri dalam keterangannya yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Kuntoro menyebut Kementan mengadakan Training of Trainers (ToT) untuk melatih dan mempersiapkan tenaga kesehatan hewan (medik veteriner dan paramedik) agar mampu melatih dan mengajarkan kepada para tenaga kesehatan lainnya di daerah masing-masing.

“ToT tersebut dihadiri pakar ahli dari produsen vaksin yang digunakan di Indonesia untuk memberikan informasi tentang vaksin, serta bagaimana manajemen rantai dingin dan mengaplikasikannya ke ternak,” kata Kuntoro.

Baca juga: Kementan tentukan kategori hewan ternak yang diprioritaskan vaksin PMK

Tenaga kesehatan hewan, lanjut dia, juga diberi pemahaman mekanisme pendataan ternak, yang sekaligus digunakan untuk penandaan ternak pasca vaksinasi.

"Sebagai pembekalan para petugas vaksinasi juga para peternak ditekankan tentang pentingnya penerapan biosekuriti sederhana pada saat vaksinasi untuk menghindari kemungkinan petugas menjadi pemicu penyebaran penyakit yang lebih luas," kata Kuntoro.

Biosekuriti adalah segala upaya fisik dan tata laksana untuk meminimalkan risiko masuknya agen penyakit ke dalam peternakan, mencegah berkembangnya penyakit, serta mencegah keluarnya agen penyakit dari peternakan.

Contoh implementasi biosekuriti seperti penerapan sistem satu pintu dan ditetapkan zona merah, zona kuning, dan zona hijau di perkandangan. Zona merah berada di pos sekuriti paling depan yaitu tempat agen penyakit leluasa untuk berkembang karena lalu-lalang masyarakat yang tinggi.

Baca juga: Kementan mulai vaksinasi PMK pada ternak 14 Juni 2022

Kemudian, zona kuning berada di tengah kantor pengelola peternakan, yaitu wilayah yang dilengkapi biosekuriti untuk petugas yang akan memasuki kandang. Zona hijau dilengkapi semprotan disinfektan untuk masuk ke area kandang yang harus steril.

Beberapa fasilitas yang disiapkan dalam praktik biosekuriti antara lain penyemprot disinfektan untuk kendaraan yang keluar-masuk, kelengkapan sanitasi untuk petugas kandang seperti loker, kamar mandi, dan shower, bilik penyemprotan untuk petugas, dan sanitasi kandang.

Usaha lain yang perlu dilakukan adalah penyemprotan insektisida pembasmi serangga, lalat, dan hama lainnya di sekitar kandang ternak. Hal ini dilakukan guna menjaga lingkungan kandang tetap bersih dan mencegah penyebaran penyakit.

Baca juga: Kementan tetapkan prosedur penanganan hewan kurban jelang Idul Adha

Baca juga: Kementan mulai produksi vaksin PMK

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022