"Tetap pakai masker, kita tidak tahu tiba-tiba kapan terjadi badai pasir," kata Imran di Mekkah, Kamis.
Baca juga: Kecelakaan maut renggut tiga nyawa jamaah umrah Indonesia
Jika terjadi badai pasir dapat berbahaya bagi pernapasan, karena debu dan pasir bisa masuk ke hidung. Bagi yang punya masalah paru-paru dampaknya akan makin berat. Kemudian debu bila masuk di mata bisa menyebabkan infeksi.
"Bagi yang tidak punya masalah paru-paru saja, debu bisa mengganggu pernapasan apalagi yang punya masalah paru-paru seperti asma," katanya.
Baca juga: Bus jemaah haji Kalsel sempat diterjang badai pasir
Kepala Daker Mekkah Mukhammad Khanif mengatakan, badai pasir merupakan fenomena yang ada di Arab Saudi, sehingga pihaknya mengimbau kepada jamaah haji agar selalu mewaspadai potensi badai pasir jika terjadi karena debunya bisa membahayakan penglihatan.
Meski saat ini belum terjadi badai pasir namun potensinya perlu diwaspadai karena cuaca tidak bisa diprediksi.
Baca juga: Jemaah Indonesia aman dari dampak badai pasir
Suhu udara di Mekkah saat ini mencapai 42-46 derajat Celsius sehingga jamaah perlu mengantisipasi suhu tinggi tersebut dengan membekali alat pelindung diri jika ingin keluar dari ruangan.
Hal-hal yang perlu disiapkan antara lain membawa payung, semprotan air untuk membasahi kulit, masker, topi, jangan menggunakan pakaian berwarna gelap hingga selalu menggunakan alas kaki ketika berada di luar ruangan atau gedung.
Selain itu jangan lupa untuk minum air jangan tunggu haus, dan tidak beraktivitas berlebihan di luar ruangan.
Baca juga: Badai pasir fenomena alam biasa
Baca juga: Enam orang tewas, ribuan dirawat saat badai pasir landa Timteng
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022