• Beranda
  • Berita
  • IDI dorong peningkatan vaksinasi "booster" antisipasi subvarian baru

IDI dorong peningkatan vaksinasi "booster" antisipasi subvarian baru

21 Juni 2022 12:34 WIB
IDI dorong peningkatan vaksinasi "booster" antisipasi subvarian baru
Tangkapan layar jumpa pers virtual PB IDI secara daring di Jakarta, Selasa (21/6/2022). FOTO ANTARA/Wuryanti Puspitasari.

Kami mendorong agar pemerintah dan masyarakat menggiatkan kembali vaksinasi COVID-19 dosis penguat atau 'booster'

Bidang Pengkajian Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mendorong peningkatan vaksinasi penguat atau "booster" guna mengantisipasi kenaikan jumlah kasus COVID-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

"Kami mendorong agar pemerintah dan masyarakat menggiatkan kembali vaksinasi COVID-19 dosis penguat atau 'booster'," kata Ketua Bidang Pengkajian Penyakit Menular PB IDI Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) dalam jumpa pers virtual yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Agus Dwi Suparto yang juga merupakan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu mengatakan sosialisasi dan edukasi mengenai protokol kesehatan juga harus diperkuat.

Masyarakat, kata dia, perlu diingatkan terus untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan.

"Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 jadi pengingat masih perlunya memperkuat protokol kesehatan," katanya.

Ia menambahkan bahwa Bidang Pengkajian Penyakit Menular PB IDI juga merekomendasikan untuk pengkajian kembali kebijakan lepas masker di tempat umum.

"Kami merekomendasikan untuk dikaji kembali jika diperlukan," katanya.

Disampaikannya bahwa Bidang Pengkajian Penyakit Menular PB IDI memiliki tugas untuk menyikapi perkembangan penyakit menular yang ada di Tanah Air.

"Kami mengamati perkembangan penyakit menular apa saja. Jika dilihat saat ini yang jumlah kasusnya sedang kembali naik adalah COVID-19," katanya.

Sementara itu, kata dia, berdasarkan laporan yang ada subvarian BA.4 dan BA.5 telah menyebabkan kenaikan kasus di sejumlah negara.

"Seperti diketahui bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 ini di berbagai belahan dunia menyebabkan kenaikan kasus. Sehingga perlu respons cepat untuk mencegah penyebarannya," katanya.

Karena itu, katanya, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai subvarian BA.4 dan BA.5 harus terus diintensifkan.

"Peran tenaga medis dalam memberikan sosialisasi dan edukasi menjadi hal penting untuk mencegah penularan," demikian Agus Dwi Susanto.

Baca juga: Pemerintah diminta percepat vaksinasi dosis ketiga mitigasi BA.4-BA.5


Baca juga: IDI Lampung minta masyarakat waspadai masuknya Omicron BA.4 dan BA.5

Baca juga: Kemenkes lacak subvarian baru Omicron di antara pasien positif

Baca juga: Epidemiolog: 3M masih jadi faktor penting tekan penyebaran BA.4-BA.5

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022