Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Kediri, Jawa Timur, mengajak seluruh peserta aktif melakukan penapisan riwayat kesehatan guna mencegah risiko riwayat penyakit memburuk.Skrining ini dilakukan minimal sekali setiap tahun dan dapat diikuti oleh seluruh peserta JKN khususnya yang berusia lebih dari 15 tahun
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kediri Hernina Agustin Arifin di Kediri, Minggu, mengemukakan penapisan riwayat kesehatan perlu dilakukan.
Selain mencegah risiko pemburukan suatu penyakit sekaligus diharapkan pelayanan kesehatan primer yang diberikan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dapat dilakukan secara tuntas kepada peserta.
Baca juga: Kemenkes persiapkan RSUD Tadjuddin Makassar uji coba KRIS JKN
"'Skrining ini dilakukan minimal sekali setiap tahun dan dapat diikuti oleh seluruh peserta JKN khususnya yang berusia lebih dari 15 tahun. Nanti setiap tahun peserta dapat melakukan skrining ulang, sehingga bisa terus kita pantau kesehatannya," kata Ina di Kediri.
Ia juga menjelaskan penapisan riwayat kesehatan ini dapat dilakukan dengan mudah melalui Aplikasi Mobile JKN, website resmi BPJS Kesehatan, Chat Assistant JKN (Chika) maupun dilakukan langsung saat peserta berkunjung ke FKTP.
Sedangkan bagi peserta JKN yang tidak dapat menggunakan kanal digital, kata dia, mereka dapat melakukan penapisan di FKTP sebelum mengakses layanan kesehatan.
Baca juga: BPJS Kesehatan optimalisasi kepesertaan pekerja sektor informal
Ia juga menambahkan saat melakukan penapisan peserta diharuskan mengisi pertanyaan tentang riwayat kesehatan diri sendiri, keluarga dan pola konsumsi makanan.
"Ketika mendaftar layanan di FKTP, akan muncul notifikasi pengisian skrining riwayat kesehatan di Aplikasi P-Care FKTP yang merupakan sistem pencatatan layanan di FKTP. Nantinya, mulai bulan Juli 2022 sudah diterapkan secara menyeluruh di FKTP. Skrining ini tidak lama, hanya kurang dari 10 menit, sehingga tidak akan mengganggu waktu layanan di FKTP," kata dia.
Ina juga menambahkan penapisan riwayat kesehatan ini dilakukan dengan harapan peserta dapat mengetahui potensi risiko penyakit kronis, seperti Diabetes Mellitus (DM), Hipertensi, Ginjal Kronik dan Jantung Koroner, sedini mungkin.
Baca juga: BPJS Kesehatan Pontianak sosialisasikan program Rehab
"Sehingga dapat dicegah agar tidak menjadi penyakit," kata dia.
Sementara itu, berdasarkan hasil evaluasi pada tahun 2021, dari 5.177 peserta di wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Kediri yang telah melakukan penapisan riwayat kesehatan, terdapat 4,2 persen memiliki potensi risiko Diabetes Mellitus, 17,2 persen risiko Hipertensi, 2,5 persen pasien memiliki risiko Ginjal Kronik dan 6,6 persen pasien memiliki risiko Jantung Koroner.
“"Dari evaluasi tersebut, kami berkomitmen untuk meningkatkan mutu layanan promotif preventif bagi peserta JKN sesuai dengan fokus transformasi layanan kesehatan primer," kata dia.
Selain itu, tambah dia, pihaknya juga mendorong peserta dengan hasil penapisan berisiko tinggi agar mengunjungi FKTP untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Bagi peserta yang telah menyandang penyakit kronis akan kami pantau secara intensif status kesehatannya melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) maupun Program Rujuk Balik (PRB)," kata Ina.
Baca juga: BPJS Kesehatan ajak peserta skrining cegah risiko penyakit kronis
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022