"Untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap insiden siber telah dibentuk Lampung Computer Security Incident Response Team (LAMPUNGPROV-CSIRT)," ujar Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letnan Jenderal TNI Purn Hinsa Siburian, di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan, LAMPUNGPROV-CSIRT bertugas untuk melakukan penanggulangan, mitigasi, investigasi dan analisis dampak insiden. Dan melakukan pemulihan setelah insiden siber yang terjadi di Provinsi Lampung.
"Kita harapkan dengan dibentuknya tim ini dapat menangani kejadian kejahatan siber. Lalu pelatihan serta pembinaan akan terus kami lakukan," katanya.
Dia melanjutkan, adanya pembentukan tim itu juga jadi upaya memberi perlindungan atas data pribadi milik masyarakat.
"Ini jadi upaya perlindungan data, lalu bisa mendeteksi dan menangkal radikalisasi, namun perlu dorongan dari pemerintah daerah serta instansi terkait untuk menangkal ini," ucapnya.
Ia mengharapkan masyarakat Lampung pun dapat sadar akan keamanan siber dan menangkal ancaman sosial dan teknis di dunia siber.
"Jadi harapannya masyarakat makin sadar akan keamanan siber, dengan tetap menerapkan nilai budaya, agama dan Pancasila sebagai benteng utama dan modal beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital," kata dia.
Berdasarkan data BSSN tercatat telah ada 714.170.967 anomali trafik yang dikategorikan sebagai serangan siber yang terjadi dalam kurun waktu Januari-Juni 2022.
Kategori anomali terbanyak didominasi oleh ransomware, phising, dan eksploitasi kerentanan.
Baca juga: BSSN gandeng kota Tangerang percontohan penerapan keamanan informasi
Baca juga: BSSN: Serangan siber konsekuensi dari transformasi digital
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
