• Beranda
  • Berita
  • Akademisi: Harganas momentum bangun komunikasi seimbang orang tua-anak

Akademisi: Harganas momentum bangun komunikasi seimbang orang tua-anak

29 Juni 2022 20:00 WIB
Akademisi: Harganas momentum bangun komunikasi seimbang orang tua-anak
Akademisi dari Universitas Indonesia Dr. Rahmi Setiawati. ANTARA/Dokumentasi Pribadi.

Akademisi dari Universitas Indonesia Dr. Rahmi Setiawati mengatakan bahwa Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap tanggal 29 Juni merupakan momentum yang tepat untuk menciptakan pola komunikasi yang seimbang antara orang tua dengan anak sehingga dapat membangun rasa empati dan saling percaya antaranggota keluarga.

"Pola komunikasi yang seimbang sangat penting agar ada keterbukaan dan dukungan positif serta kesetaraan di dalam keluarga, dengan demikian anak akan merasa nyaman dan nyaman berbagi cerita dengan kedua orang tuanya," katanya ketika dihubungi di Jakarta, Rabu.

Dosen Produksi Media, Program Vokasi Universitas Indonesia itu menambahkan, Harganas 2022 juga merupakan momentum yang tepat untuk saling memberikan dukungan, keterbukaan, sinergi dan komunikasi empati dalam menjalankan peran setiap anggota keluarga di lingkungan masyarakat.

Baca juga: Harganas 2022 tekankan gotong royong dalam mengatasi kekerdilan

"Peran kedua orang tua menjadi penting sebagai teladan bagi anak, dengan demikian Harganas 2022 juga momentum yang tepat bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik guna membangun karakter anak," katanya.

Rahmi Setiawati menambahkan, Harganas juga mengingatkan betapa pentingnya peran keluarga dalam pembangunan negara. Karena keluarga merupakan tempat bertumbuh dan berkembangnya seorang anak yang merupakan generasi penerus bangsa.

"Dengan demikian untuk mendukung tumbuh kembang anak, maka orang tua perlu terus meningkatkan kapasitas dirinya agar bisa mengimbangi perkembangan pada era digital. Tidak dapat dipungkiri disrupsi teknologi membuat orang tua juga harus punya pengetahuan tentang literasi digital sehingga bisa menciptakan keseimbangan," katanya.

Selain itu, ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Universitas Indonesia itu menambahkan, orang tua tidak boleh memaksakan kehendak kepada anak.

"Tidak boleh memaksakan kehendak, namun perlu memberikan kepercayaan dan pemahaman kunci yang tepat agar anak berkembang sesuai potensi dan kemandiriannya," katanya.

Sebagai teladan bagi anak, kata dia, orang tua perlu konsisten dalam membangun pola komunikasi yang kuat dan adaptif dengan situasi dan lingkungan.

Baca juga: Keluarga garda terdepan lindungi anak dari ancaman kekerdilan

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022