Kementerian Koperasi dan UKM mengharapkan World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia dapat memperkuat ekosistem bisnis berkelanjutan dan ekonomi hijau sektor koperasi maupun Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Saya meyakini ini karena WWF banyak melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap pelaku UMKM. Jadi, kerja sama ini akan lakukan lebih intensif lagi," kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) Arif Rahman Hakim setelah penandatanganan kerja sama dengan WWF Indonesia dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis.
Kerja sama tersebut menyangkut pendampingan UMKM untuk peningkatan kualitas produk usaha, mendukung ekonomi sirkular yang memberdayakan masyarakat, inovatif, serta melindungi alam dan lingkungan hidup.
Menurut Arif, ada beberapa program strategis Kemenkop yang dapat disinergikan dengan WWF Indonesia, diantaranya menumbuhkan legalitas usaha bagi UMKM, seperti Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikasi produk.
Ada juga program membangun ekosistem dan tata kelola UMKM agar terhubung ke dalam rantai pasok industri nasional maupun global. Kemudian, program pengembangan wirausaha muda dan produktif yang tumbuh dari kampus-kampus perguruan tinggi, hingga pendataan UMKM.
"Untuk mewujudkan program-program tersebut, butuh kemitraan dan sinergi dengan banyak pihak. Misalnya, dengan WWF, bisa masuk dari sisi edukasi dan sosialisasi mengenai ekonomi hijau," ucap dia.
Lebih lanjut, dikatakannya, banyak UMKM lokal yang sudah mempraktikkan ekonomi berbasis keberlanjutan lingkungan dengan memanfaatkan nilai tradisional dan kearifan lokal.
Baca juga: Teten dorong investasi ekonomi hijau di sektor UMKM
Meskipun demikian, Arif tetap mendorong lebih banyak kolaborasi yang dapat mendorong praktik agenda ekonomi hijau.
"Hal itu tidak hanya akan memberikan pemulihan ekonomi dan lapangan pekerjaan, ekonomi hijau akan membantu memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang telah menjadi fokus kami," ujarnya.
Melalui penandatanganan nota kesepahaman, kedua pemangku kepentingan tersebut bakal melakukan pilot project.
Yayasan WWF Indonesia diharapkan dapat memberikan pendampingan kepada UKM guna meningkatkan kualitas produk usaha dalam menghasilkan produk inovatif sekaligus ramah lingkungan.
Berdasarkan data WWF Indonesia pada tahun 2017, sekitar 75 persen kebocoran dari sumber berbasis lahan diperkirakan berasal dari sampah yang tidak terkumpul.
"Dibutuhkan solusi yang dapat mengurangi dampak kolektif yang disebabkan limbah plastik yang dihasilkan masyarakat yang dapat menjadi ancaman global bagi bumi," ungkap Ketua Badan Pengawas Yayasan WWF Indonesia Alexander Rusli
Sebagai alternatif dari ekonomi linier tradisional, sebutnya, ekonomi sirkular mengutamakan penggunaan sumber daya, sampah, emisi, dan energi terbuang secara minimal.
Hal itu dicapai melalui penutupan siklus produksi-konsumsi dengan memperpanjang umur produk, inovasi desain, pemeliharaan, penggunaan kembali, re-manufaktur, daur ulang ke produk semula (recycling), dan daur ulang menjadi produk lain (upcycling).
Baca juga: Teten dorong UMKM jalankan praktik ramah lingkungan demi ekonomi hijau
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022