Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur melaporkan bahwa telah terjadi erupsi gunung tersebut dengan ketinggian abu mencapai kurang lebih 1.300 meter di atas puncak gunung.Erupsi itu terjadi pada Jumat (1/7) petang pukul 16.29 WITA
"Erupsi itu terjadi pada Jumat (1/7) petang pukul 16.29 WITA," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Arakian dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat sore.
Ia menjelaskan bahwa erupsi tersebut mengakibatkan kolom abu kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Erupsi yang disertai dengan letusan itu mengakibatkan gemuruh yang kuat sehingga berdasarkan laporan warga yang ada di sekitar gunung tersebut merasakan juga.
Ia berharap agar masyarakat sekitar selalu waspada dengan erupsi yang terus terjadi, karena material di puncak gunung itu semakin banyak dan mengkhawatirkan.
Pihak pos pemantau kemudian mengeluarkan rekomendasi karena berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh maka pada tanggal 14 Juni 2022 tingkat aktivitas Gunung api Ile Lewotolok masih berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi baru yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.
Dalam tingkat aktivitas Level III (Siaga), masyarakat di sekitar gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah, radius 3.5 km untuk sektor Tenggara, radius 4 km untuk sektor Timur dan Timur Laut.
"Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah Gunung Ile Lewotolok," demikian Stanis Arakian.
Baca juga: Pos Pemantau: Gunung Ile Lewotolok di Lembata kembali meletus
Baca juga: Pos Pemantau : Aktivitas vulkanik gunung Ile Lewotolok meningkat
Baca juga: Material erupsi Gunung Ile Lewotolok bertambah, warga diminta waspada
Baca juga: Sepekan, 179 kali letusan terjadi di puncak Gunung Ile Lewotolok
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022