Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dan Forum Korp HMI-Wati (FORHATI) harus bisa berkontribusi positif dan menjadi penentu arah pembangunan daerah.Independensi ini yang harus dijadikan modal dasar bagi KAHMI dan FORHATI
"KAHMI dan FORHATI harus memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat yang berdampak kepada pembangunan daerah di segala sektor," katanya saat menjadi pembicara kunci pada acara pelantikan Pengurus Majelis Daerah (MD) KAHMI dan FORHATI Sumenep Periode 2022-2027 di Aula Pendopo Pemkab Sumenep, Jawa Timur, Sabtu.
Menurut Menko, sebagai bagian dari elemen bangsa yang memiliki nilai sejarah dalam ikut memperjuangkan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), KAHMI dan FORHATI sejatinya memiliki peran penting dalam ikut mewarnai pembangunan.
Karena itu, sambung dia, KAHMI dan FORMATI harus bisa memberikan contoh baik kepada elemen organisasi lainnya, memperkuat kerja sama, dan harus bisa menjadi teladan yang baik bagi yang lain.
Baca juga: Alumni HMI di Australia berencana bentuk KAHMI Australia-Selandia Baru
Baca juga: KAHMI optimistis Surabaya mampu wujudkan sebagai kota masa depan
Sikap independen yang menjadi landasan ideologis perkaderan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), menurut Muhadjir, harus bisa diimplementasikan dalam ranah kehidupan sosial masyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Independensi ini yang harus dijadikan modal dasar bagi KAHMI dan FORHATI untuk bisa eksis berperan aktif di masyarakat," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Dalam kesempatan itu Menko PMK juga menjelaskan, bahwa perkaderan di HMI di berbagai tingkatan, seperti Latihan Kader 1, 2 dan 3 berorientasi pada visi paham inklusif dan plural.
"Saat di HMI, ada kader dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al-Irsyad, Syarikat Islam dan organisasi keagamaan lainnya," ujar Muhadjir.
Baca juga: Ahmad Doli: KAHMI bersinergi dengan pemerintah untuk bangun daerah
Sikap independen yang menjadi landasan ideologis perkaderan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), menurut Muhadjir, harus bisa diimplementasikan dalam ranah kehidupan sosial masyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Independensi ini yang harus dijadikan modal dasar bagi KAHMI dan FORHATI untuk bisa eksis berperan aktif di masyarakat," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Dalam kesempatan itu Menko PMK juga menjelaskan, bahwa perkaderan di HMI di berbagai tingkatan, seperti Latihan Kader 1, 2 dan 3 berorientasi pada visi paham inklusif dan plural.
"Saat di HMI, ada kader dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al-Irsyad, Syarikat Islam dan organisasi keagamaan lainnya," ujar Muhadjir.
Baca juga: Ahmad Doli: KAHMI bersinergi dengan pemerintah untuk bangun daerah
Baca juga: KAHMI Jatim: Sertifikasi halal bukan hanya untuk umat Islam
Latar belakang ke-Islam-an yang berbeda dari pada kader, sambung Ketua Umum HMI Cabang Malang 1980 itu, setidaknya menjadi modal dasar agar implementasi keberagamaan KAHMI dan FORHATI toleran, inklusif dan pluralis.
Disamping itu, tujuan awal berdirinya organisasi HMI yang dilanjutkan oleh KAHMI dan FORHATI harus benar-benar tertanam kuat di masing-masing alumni, yakni pertama, menyebar luaskan ajaran agama Islam dan kedua, mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Dan dua hal itu, yakni ke-Islam-an dan keberagaman serta ke-Indonesia merupakan nilai substantif dari arah pembangunan bangsa ini yang kita sebut, nasionalis - religius," katanya.
Pelantikan Pengurus MD KAHMI dan FORHATI Sumenep Periode 2022-2027 tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah, sejumlah tokoh ulama dan akademisi, serta para pengurus HMI dari sejumlah perguruan tinggi di Sumenep.
Baca juga: Ancol dan FORHATI undang 100 anak korban tsunami Pandeglang
Latar belakang ke-Islam-an yang berbeda dari pada kader, sambung Ketua Umum HMI Cabang Malang 1980 itu, setidaknya menjadi modal dasar agar implementasi keberagamaan KAHMI dan FORHATI toleran, inklusif dan pluralis.
Disamping itu, tujuan awal berdirinya organisasi HMI yang dilanjutkan oleh KAHMI dan FORHATI harus benar-benar tertanam kuat di masing-masing alumni, yakni pertama, menyebar luaskan ajaran agama Islam dan kedua, mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Dan dua hal itu, yakni ke-Islam-an dan keberagaman serta ke-Indonesia merupakan nilai substantif dari arah pembangunan bangsa ini yang kita sebut, nasionalis - religius," katanya.
Pelantikan Pengurus MD KAHMI dan FORHATI Sumenep Periode 2022-2027 tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah, sejumlah tokoh ulama dan akademisi, serta para pengurus HMI dari sejumlah perguruan tinggi di Sumenep.
Baca juga: Ancol dan FORHATI undang 100 anak korban tsunami Pandeglang
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022