• Beranda
  • Berita
  • Embung Muntialo di Tanjabbar jadi kawasan wisata edukasi Karhutla

Embung Muntialo di Tanjabbar jadi kawasan wisata edukasi Karhutla

3 Juli 2022 20:19 WIB
Embung Muntialo di Tanjabbar jadi kawasan wisata edukasi Karhutla
Kawasan wisata edukasi Karhutla "Embung Muntialo" di Desa Muntialo, Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, Minggu (3/7/2022). ANTARA/Syarif Abdullah/aa.
"Embung Muntialo" di Desa Muntialo, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) menjadi lokasi unik sebagai kawasan wisata edukasi Karhutla bagi masyarakat serta mendukung pengembangan desa wisata di daerah itu.

Kawasan wisata edukasi tersebut berada di tepi jalur nasional Jambi-Kualatungkal Kabupaten Tanjabbar, tepatnya sekitar empat kilometer dari Simpang Betara Kabupaten Tanjabbar.

"Lokasi ini sangat strategis untuk wisata edukasi terkait kebakaran hutan dan lahan atau karhutla baik oleh pelajar, kawula muda dan masyarakat umum. Lokasi ini juga merupakan Posko Siaga Karhutla di Tanjabbar," kata Perwakilan SKK Migas-PetroChina International Jabung Ltd Yudha Ramdhani di Embung Muntialo, Minggu.

Baca juga: Kawah Putih sudah bisa dibuka untuk wisata usai karhutla

Kawasan Embung Muntialo atau juga dinamai Wisata Embung Bina Lestari dibangun melalui program pengembangan masyarakat SKK Migas-PetroChina International Jabung Ltd pada tahun 2022.

Tempat wisata edukasi Karhutla itu pengelolaannya juga melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bina Lestari Desa Muntialo. Lahan yang berada di kawasan gambut tersebut, dilengkapi dengan embung berukuran besar sekitar 50x50 meter, lapangan futsal, sejumlah saung, tempat kuliner, bangunan tempat pertemuan, serta wahana wisata perahu goes "bebek-bebekan".

Baca juga: Karhutla di objek wisata Kawah Putih Kabupaten Bandung

Selain membangun embung, yang menyediakan air yang bisa digunakan untuk sumber air bila terjadi Karhutla di kawasan itu, SKK Migas PetroChina juga membangun dan mengembangkan peningkatan kapasitas SDM dalam hal ini Pokdarwis serta masyarakat di daerah itu.

"Ke depannya diharapkan melalui peningkatan kemampuan SDM dalam mengelola wisata edukasi ini, juga diharapkan dapat meningkatkan dan mendorong perekonomian di daerah itu.

Baca juga: Gandeng ahli, SKK Migas-PetroChina promosikan ekowisata Sukorejo-Jambi

Embung Muntialo ke depannya diharapkan menjadi salah satu ikon wisata edukasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat selain kawasan ekowisata kopi liberika, pengembangan pinang Betara dan lainnya.

Sementara itu Camat Betara Toni Ermawan menyambut baik kehadiran eduwisata karhutla "Embung Muntialo" atau Wisata Embung Bina Lestari Muntialo" itu.

"Berdasarkan keterangan dari SKK Migas PetroChina dan tim, lokasi ini akan terus dikembangkan. Dan wisata edukasi Karhutla ini ke depannya selain lokasi wisata juga memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya pencegahan Karhutla," kata Toni.

Baca juga: Polda Jambi turunkan personil padamkan api di Parit Pudin Tanjab Barat

Di sisi lain, ia meminta agar masyarakat di sekitar itu memanfaatkan kehadiran tempat wisata edukasi tersebut serta melengkapi sudut-sudut yang memungkinkan ditambah dan dilengkapi, serta disinergikan dengan beberapa kawasan ekowisata di daerah itu.

Sementara itu koordinator pendampingan pengembangan "Embung Muntialo" yang juga penggerak ekonomi kreatif Ade Jermawinsyah Zebua menyebutkan, Embung Muntialo memiliki arti strategis untuk edukasi Karhutla di Tanjabbar karena lokasi itu setiap musim kemarau menjadi Posko Tim Pencegahan Karhutla di Tanjabbar.

Baca juga: 97 personel satgas gabungan disebar ke lokasi rawan karhutla Jambi

"Kawasan ini lahan gambut, dan termasuk kawasan rawan Karhutla juga. Nah bagaimana agar hal itu bisa menjadi bagian dari upaya edukatif serta bisa meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Ade yang juga aktif di komunitas "Jaguar" atau Jaga Lingkungan dan Alam dari Kebakaran.

Ia menyebutkan, kawasan Embung Muntialo terbuka untuk umum, dan juga bisa menjadi tempat kumpulnya berbagai komunitas karena dilengkapi beberapa bangunan yang dilengkapi dengan bangunan untuk berkumpul bagian berdiskusi.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022