• Beranda
  • Berita
  • Yogyakarta lakukan verifikasi ulang data stunting

Yogyakarta lakukan verifikasi ulang data stunting

4 Juli 2022 14:25 WIB
Yogyakarta lakukan verifikasi ulang data stunting
Ilustrasi - Siswa PAUD menunjukkan makanan olahan ikan pada acara gerakan cinta rupiah dan makan ikan massal di Gedung Kesenian, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (24/3/2022). Gerakan cinta rupiah dan makan ikan massal yang diikuti 200 peserta itu bertujuan untuk mencegah stunting dan mengajak anak mencintai rupiah sejak dini. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/rwa.)
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melakukan verifikasi ulang terhadap data stunting untuk memastikan data yang dimiliki valid karena akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan penanganan pada anak di kota tersebut.

"Dari data awal sekitar 1.300 anak atau 12 persen dari total balita, belum semuanya datang untuk melakukan verifikasi. Baru sekitar 800 anak yang sudah terverifikasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani di Yogyakarta, Senin.

Berdasarkan hasil verifikasi awal yang melibatkan dokter anak dan program Zero TB, diketahui angka stunting di Kota Yogyakarta mencapai 7,5 persen.

"Namun, kami masih terus berupaya memastikan seluruh anak yang masuk dalam data awal mengikuti verifikasi ulang," katanya.

Baca juga: BKKBN hadirkan "Dashat" guna capai zero stunting di Yogyakarta

Baca juga: BKKBN DIY lakukan intervensi gizi cegah stunting saat pandemi


Ia pun berharap mendapat dukungan penuh dari wilayah dan masyarakat untuk mengajak balita datang ke posyandu guna melakukan pemeriksaan kesehatan dan verifikasi data.

Bagi balita yang terkonfirmasi mengalami stunting, maka akan langsung dirujuk ke puskesmas dan apabila puskesmas tidak mampu menangani maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit.

Emma mengatakan, kondisi balita yang terindikasi mengalami stunting akan terlihat dari data yang terekam di dalam kartu menuju sehat (KMS), di antaranya berat badan serta perkembangan motorik balita.

"Biasanya, balita yang stunting memiliki berat badan rendah atau kurus dan sering sakit serta perkembangan otak tidak sesuai dengan usia," katanya.

Oleh karenanya, Emma mengingatkan orang tua untuk rutin datang ke posyandu dan memeriksakan tumbuh kembang balita. "Jika terdeteksi lebih dini, maka penanganan bisa dilakukan lebih mudah," katanya.

Dalam verifikasi ulang data balita stunting, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga menggandeng Zero TB untuk memastikan balita bebas dari tuberculosis (TB) karena penyakit tersebut juga turut mempengaruhi tumbuh kembang balita.

"Jika ditemukan indikasi mengarah ke TB, maka akan diberikan terapi untuk pencegahannya," katanya.

Emma menambahkan, secara keseluruhan angka stunting di Yogyakarta sudah lebih baik dibanding target nasional yaitu 14 persen pada 2024.*

Baca juga: Food estate Yogyakarta untuk penanganan stunting hingga wisata

Baca juga: Tiga kelurahan di Yogyakarta jadi percontohan pencegahan stunting

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022