"Kecintaan kami untuk melukis tumbuhan tapi berakar pada sains atau ilmu pengetahuan itu yang akhirnya menjadikan kami ingin punya satu wadah untuk berkembang bersama”, kata Ketua IDSBA Grace Syiariel di Jakarta, Kamis.
Baca juga: "Gestur dan Ruang" pertemukan pegiat sketsa Kedsu dan Cak Likin
Grace mengatakan pameran bertajuk "Seni Botani: Membangkitkan Keindahan Sains" itu menghadirkan 37 seniman dan memamerkan 58 karya seni tetumbuhan asli Indonesia.
Grace menjelaskan seni botani merupakan seni melukis botani atau tumbuhan yang tidak hanya mengutamakan keindahan tetapi juga memiliki keakuratan dan kekayaan informasi flora yang dilukis.
Grace menyebutkan salah satu karya lukisan yang ditunjukkan, yakni Gloriosa superba L atau yang lebih dikenal dengan Kembang Sungsang merupakan tumbuhan merambat yang umum dijumpai di kepulauan Indonesia.
Namun, salah seorang founder IDSBA Eunike Nugroho mengungkapkan sang pelukis yang menemukan pertama kali tumbuhan itu di negara Inggris saat pelukis tersebut memulai melukis botani dan menemani sang suami menuntut ilmu pendidikan.
Baca juga: "Partisan", pameran solo Otty Widasari
“Inggris punya tradisi botani yang sangat baik, jadi baik botani maupun seni botani bertumbuh di sana," ungkap Eunike yang biasa disapa Keke.
Lebih lanjut Eunike mengetahui Kembang Sungsang ada di Indonesia melalui orang tua murid di sekolah lukisnya yang di lahan tak terurus.
Sementara itu, lukisan karya Karyono Apic menggambarkan pohon enau atau aren yang bahasa latinnya adalah Arenga pinnata dengan penuh detil melukiskan bunga betina, bunga jantan, hingga buah aren.
Komunitas seniman botani mengharapkan kegiatan pameran lukisan tumbuhan asli Indonesia itu menarik minat generasi muda untuk mengenal kekayaan flora lokal.
Baca juga: Galeri Nasional kembali gelar Pameran MANIFESTO
Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022