Sebagaimana dikutip dalam siaran pers Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat, Menteri Kesehatan mengatakan bahwa saat ini layanan kateterisasi jantung baru tersedia di 28 dari 34 provinsi di Indonesia.
Menurut dia, layanan kateterisasi jantung belum tersedia di bagian wilayah Provinsi Bangka Belitung, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Saat membuka rapat kerja pengurus pusat Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) periode 2022-2025 di Surabaya, Kamis (7/7), ia mengatakan bahwa angka kasus penyakit jantung dan pembuluh darah cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Dia mengutip hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 yang menunjukkan bahwa setidaknya ada 4,2 juta orang yang menderita penyakit kardiovaskular di Indonesia dan 2.784.064 di antaranya menderita penyakit jantung.
Oleh karena itu, pemerintah menargetkan layanan pemeriksaan jantung untuk mengetahui adanya penyakit, penyempitan, sumbatan, atau pelebaran pada pembuluh darah bisa menjangkau seluruh kabupaten dan kota.
"34 provinsi dan 207 kabupaten/kota (harus) mampu melakukan layanan cath lab (kateterisasi jantung) dan bedah jantung terbuka," kata Menteri Kesehatan.
Ia juga mengatakan bahwa penyediaan perangkat medis untuk kateterisasi jantung mesti diiringi dengan pemenuhan kebutuhan dokter spesialis.
"Namun, yang kurang adalah dokter spesialisnya. Teman-teman AIPKI bisa bantu memenuhi SDM-nya," kata dia.
Baca juga:
Menkes targetkan seluruh provinsi punya RS rujukan penanganan penyakit jantung
Ketua Perki tekankan pentingnya identifikasi dini pasien gagal jantung
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022