Pebalap tim AG2R-Citroen itu positif COVID-19 jelang start di Kopenhagen pada Kamis lalu tapi diizinkan ambil bagian setelah tim dokter menyatakan viral load sang pebalap cukup rendah.
"Saya menjalani tes pada Kamis pagi. Tapi dengan hasil yang bisa Anda lihat saya dapat start balapan pada Jumat. Sangat-sangat nyaris, saya yakin," kata Jungels, yang menjadi pebalap Luksemburg pertama yang memenangi Tour setelah Andy Schleck mengklaim kemenangan di Galibier pada 2011.
"Beruntung saya berhasil."
Jungles bertahan setelah breakway di bawah terik panas pegunungan Alpen, menahan gempuran Thibaut Pinot asal Prancis, yang menyerah di beberapa kilometer terakhir dan finis keempat setelah menempuh 192,9km dari Aigle ke Chatel, Swiss.
Jonathan Castroviejo finis kedua, 22 detik berselang di belakang Jungels, sedangkan sesama pebalap Spanyol Carlos Verona melengkapi podium setelah finis empat detik berselang di tempat ketiga, demikian Reuters.
Pebalap Slovenia Tadej Pogacar mempertahankan kaus kuning pimpinan klasemen umum setelah tampil tenang di peloton, melintasi finis tak jauh di depan runner-up tahun lalu Jonas Vingegaard menyusul sprint pendek ke garis finis.
Geraint Thomas, di peringkat tiga klasemen umum, tak dapa mengikuti kelompok utama dan kehilangan tiga detik, sekarang tertinggal 1:17 dari pemuncak klasemen.
"Apabila ada kesempatan untuk memperbaiki beberapa detik saja saya akan mengambilnya," kata Pogacar.
Baca juga: Pogacar salip Vingegaard di etape tujuh demi pertahankan kaus kuning
Selanjutnya : para pebalap yang melakukan breakaway
Para pebalap yang melakukan breakaway melaju sangat kencang setelah melintas dekat markas uni balap sepeda internasional (UCI) dengan latar belakang Danau Jenewa.
Sebanyak 21 pebalap merangsek ke depan termasuk sejumlah pemenang etape Tour sebelumnya seperti Pinot, Warren Barguil, Luis Leon Sanchez, Simon Geschke, Ion Izaguirre, Nils Politt, Wout van Aert dan Rigoberto Uran.
Mereka ditempel ketat oleh peloton yang dipimpin oleh timnya Pogacar, UAE Emirates.
Pierre Latour meninggalkan kelompok breakaway itu 3,5km jelang puncak Col de la Croix, tanjakan sepanjang 8,1km dengan gradien 7,6 persen, tapi dia bertemu dengan Jungels, yang tampil solo sejak 62km terakhir jelang finis.
Sebanyak 13 pebalap mengejar di belakang, tertinggal satu menit di bagian bawah turunan, dan mereka tertinggal 1:50 di kaki tanjakan utama yang terakhir.
Jungels memimpin 2:10 ketika Pinot melakukan akselerasi brutal untuk mengejar sang pebalap Luksemburg 9km dari puncak Pas de Morgins, tanjakan sepanjang 15,4km dengan gradien rata-rata 6,1 persen.
Pinot, yang nyaris memenangi Tour 2019 tapi mundur karena cedera dua hari sebelum etape terakhir, memangkas jaraknya menjadi 19 detik. Tetapi ketika lintasan lebih landai, sang pebalap tim Groupama-FDJ mulai menjauh lagi dari Jungels.
Merupakan kebangkitan yang luar biasa bagi Jungels, yang tahun lalu melewatkan Tour dan Olimpiade untuk menjalani bedah mengatasi masalah pembuluh darah yang menghantui kariernya selama beberapa tahun.
"Butuh waktu sangat lama bagi saya untuk kembali setelah operasi. Kemenangan ini membuktikan bahwa semua yang meragukan saya itu salah tapi saya sangat bersyukur. Ini sangat emosional," kata Jungels.
Baca juga: Van Aert juarai etape delapan Tour de France
Baca juga: Perebutan gelar Tour de France masih terbuka lebar, kata Pogacar
???? That win meant a lot to @BobJungels, here's the finish in slow-motion ⬇️
— Tour de France™ (@LeTour) July 10, 2022
???? Les derniers mètres du show @BobJungels au ralenti ! ⬇️#TDF2022 pic.twitter.com/uKJKUMzoJO
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022