Baca juga: Arfa Band merilis lagu baru bertema perundungan
Mengenai judul lagu "Graveyard" yang berarti taman kuburan, Jeremy sang vokalis mengatakan bahwa dia menjadikan kuburan sebagai metafora untuk menggambarkan kesepian dan kesendirian.
"Kelak, semua akan sendiri pada waktunya," kata Jeremy melalui keterangan resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.
Menurut Jeremy, kesedihan merupakan tema yang sangat menarik dan akan membawa pendengarnya berziarah ingatan ke masa-masa terdahulu. Kesendirian juga dapat menjadi mesin waktu untuk membuka arsip tentang nama dan wajah yang sempat singgah.
Baca juga: Penyanyi berdarah Ambon-Suriname Nikita Becker rilis single baru
"Semua orang pasti pernah merasakan kesendirian, bahkan untuk orang paling ceria dan bahagia sekali pun," katanya.
Dia melanjutkan bahwa meski bertema kesendirian, lagu tersebut tidak implisit menceritakan percintaan. Menurutnya, "Graveyard" hadir sebagai keresahan pribadinya tentang perasaan kesepian, hingar bingar kehidupan, dan mempertanyakan kembali eksistensi seorang manusia di dunia.
"Hidup itu perkara merelakan, merelakan apa yang tanggal dan merelakan juga apa yang memilih untuk tetap tinggal,” imbuhnya.
Baca juga: Balawan dan mimpi musik Indonesia
Lagu "Graveyard" dari Sweat The Band kini sudah bisa didengarkan melalui berbagai toko musik digital seperti Spotify, Apple Music, Deezer, Joox dan Resso.
Ke depannya, Jeremy mengatakan Sweat The Band berencana untuk terus mengembangkan tema dan mengeksplorasi musiknya.
"Salah satu target utama ke depannya adalah rekaman tiga lagu lagi untuk kemudian dijadiin EP, atau bisa saja full album," pungkasnya.
Baca juga: Bian Gindas rilis "Bukan Untukku" di tujuh negara
Baca juga: Grup Nitatadi akan konser perdana di Balai Sarbini
Baca juga: Burgerkill, Koil hingga The Sigit akan meriahkan "D13 Hard" Festival
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022