• Beranda
  • Berita
  • Kemenperin kembangkan mesin olah limbah sawit jadi bahan baku kertas

Kemenperin kembangkan mesin olah limbah sawit jadi bahan baku kertas

15 Juli 2022 08:35 WIB
Kemenperin kembangkan mesin olah limbah sawit jadi bahan baku kertas
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Selulosa (BBSPJI Selulosa) mengembangkan mesin untuk pemanfaatan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang digunakan sebagai bahan baku alternatif industri kertas. ANTARA/HO-Biro Humas Kemenperin/am.

Diharapkan, penggunaan bahan baku TKKS mampu mengurangi impor bahan baku kertas daur ulang

Balai Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mendorong pemanfaatan inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing industri nasional, salah satu mengembangkan mesin untuk mengolah limbah sawit yakni Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menjadi bahan baku alternatif industri kertas.

Langkah strategis tersebut diharapkan dapat mengatasi permasalahan bahan baku kertas daur ulang yang masih impor.

“Karena itu kami melakukan inovasi teknologi untuk memanfaatkan TKKS sebagai bahan baku produk pulp dan kertas,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi lewat keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.

Pada 2021, industri pulp dan kertas memiliki surplus neraca perdagangan, namun masih ada bahan baku yang berasal dari impor, di sisi lain Indonesia memiliki sumber serat yang sangat melimpah yaitu TKKS yang pada tahun 2022 diproyeksikan jumlahnya mencapai 51 juta ton.

Doddy menuturkan, Kemenperin menyosialisasikan inovasi teknologi yang dikembangkan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Selulosa (BBSPJI Selulosa) Kemenperin tersebut kepada perusahaan industri kertas.

“Kami berharap teknologi pengolahan TKKS sebagai bahan baku produk pulp dan kertas dapat diterapkan di industri untuk menunjang pemanfaatan limbah TKKS yang melimpah,” tuturnya.

Baca juga: PTPN GROUP bangun pabrik BioCNG berbahan baku limbah cair kelapa sawit

Doddy menjelaskan, BBSPJI Selulosa telah memanfaatkan TKKS menjadi pulp mekanis dengan keunggulan biaya produksi yang lebih rendah, dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan dengan penggunaan bahan kimia yang minimum.

Dengan teknologi ini, rendemen pulp yang dihasilkan sekitar 70 persen, lebih tinggi dibandingkan rendemen pulp kimia.

Karakteristik pulp mekanis TKKS ini memenuhi persyaratan sebagai bahan baku pembuatan kertas kemas.

"Diharapkan, penggunaan bahan baku TKKS mampu mengurangi impor bahan baku kertas daur ulang," katanya. 

“Kolaborasi sangat diperlukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan industri pulp dan kertas yang kuat, khususnya dalam ketahanan bahan baku dan peningkatan substitusi impor,” tambah Doddy.

Kepala BBSPJI Selulosa Sri Bimo Pratomo menambahkan, instansi yang dipimpinnya telah memiliki pengalaman dalam penggunaan TKKS sebagai bahan baku pulp dan kertas, antara lain telah melakukan kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) serta Konsorsium PIC Co.,Ltd - TAIZEN Co.,Ltd.

Baca juga: PPKS olah limbah batang sawit jadi kayu lapis

Pada 2018-2022, BBSPJI Selulosa telah menghasilkan pulp mekanis dari TKKS menggunakan Teknologi E Gimmick.

Ia menjelaskan, secara teknis pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit untuk bahan baku alternatif industri kertas terdiri dari mesin crusher untuk perlakuan awal bahan baku TKKS sebelum dibuat pulp.

Kemudian mesin masher untuk menggiling TKKS dan membersihkan TKKS dari lumpur dan pengotor.

Terakhir menggunakan mesin gimmick untuk pembuatan pulp mekanis melalui mekanisme kneading untuk menghasilkan panas dari pergerakan mekanis dan gesekan antar serat TKKS dalam mesin.

“Kapasitas mesin ini adalah 100 kg/jam. Dalam rangka pemanfaatan TKKS, pilot plant mesin ini dapat dimanfaatkan, baik secara langsung maupun dengan reverse engineering, untuk menghasilkan mesin berskala produksi massal,” jelasnya.

Bimo menyampaikan, dari sisi teknoekonomi, tandan kosong sawit yang telah diolah menjadi pulp mekanis melalui teknologi kneading menggunakan mesin masher dan gimmick dapat meningkatkan nilai tambah dari tandan kosong sawit menjadi pulp dengan perkiraan harga jual sekitar 250 dolar AS per ton.

"Nilai jual pulp tersebut akan mencapai payback period sekitar 8,2 tahun dengan kapasitas 50 ton pulp kering per hari. Waktu payback period tersebut akan lebih singkat bila tandan kosong sawit tidak dikenai biaya karena dianggap sebagai limbah,” pungkasnya.

Baca juga: PT KRN Balikpapan ekspor 7.000 ton limbah inti sawit ke Korsel
Baca juga: Indonesia garap proyek biometana dari limbah pabrik kelapa sawit
Baca juga: PPBBI ciptakan plastik ramah lingkungan dari limbah sawit

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022