Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, menyampaikan keenam blok migas yang ditawarkan adalah Bawean, lepas pantai Jawa Timur; Offshore North West Aceh (Meulaboh), lepas pantai Aceh; Offshore South West Aceh (Singkil), lepas pantai Aceh; Arakundo, lepas pantai dan daratan Aceh; Bengara I, daratan Kalimantan Utara, dan Maratua II, lepas pantai Selat Makassar.
Kecuali Bawean yang merupakan wilayah kerja (WK) eksploitasi, lima blok lainnya merupakan WK eksplorasi.
Tutuka menyebutkan penawaran untuk Blok Bawean, Meulaboh, dan Singkil dilakukan dengan skema penawaran langsung.
Sementara, untuk Blok Arakundo, Bengara I, dan Maratua II dilakukan dengan skema penawaran lelang reguler.
Dia menerangkan potensi sumber daya di Blok Meulaboh diperkirakan 800 juta barel minyak (MMBO) dan 8,6 triliun kaki kubik (TCF) gas. Minimal komitmen yaitu melakukan eksplorasi geophysical dan geotechnical (G&G), seismik 3D seluas 500 km persegi dan pemboran satu sumur eksplorasi.
Area eksplorasi blok yang mencapai seluas 9.182 km persegi ini dikelola dengan menggunakan skema cost recovery dengan sharing split 60:40 persen untuk produksi minyak dan 55:45 persen untuk produksi gas.
Untuk Blok Singkil, memiliki estimasi sebanyak 1,4 miliar barel minyak (BBO) dan gas 8,6 TCF di area seluas 10.700 km persegi. Minimum komitmen pasti eksplorasi yaitu G&G, melakukan seismik 3D seluas 500 km persegi dan pemboran satu sumur.
Sementara untuk skema kontrak menggunakan cost recovery dengan bagi hasil 60:40 persen untuk minyak dan 55:45 persen untuk gas.
Selanjutnya, Blok Bawean memiliki potensi minyak 100 MMBO dan 680 miliar kaki kubik (BCF) gas di area seluas 2.756,07 km persegi. Komitmen pasti GGRE, satu pemboran sumur pengembangan, dua kerja sumur ulang (work over), pengerjaan fasilitas produksi, komitmen untuk memulai produksi di awal tahun, G&G, dan seismik 3D seluas 300 km persegi. Sharing split untuk minyak 75:25 persen, dan 70:30 persen untuk gas.
Untuk blok migas yang dilakukan penawaran secara lelang reguler yaitu Blok Arakundo memiliki potensi minyak 150 MMBO di luas area 7.713,16 km persegi. Minimum komitmen pasti yaitu G&G, melakukan seismik 3D dengan luas 500 km persegi dengan skema kontrak cost recovery. Untuk bagi hasil 60:40 persen untuk minyak dan 55:45 persen untuk gas.
Selanjutnya, Blok Maratua II memiliki potensi minyak 1,4 BBO di area 7.579,67 km persegi. Komitmen pasti G&G, seismik 2D sepanjang 500 km dengan skema kontrak fleksibel yaitu cost recovery atau gross split.
Skema cost recovery ditetapkan 55:45 persen untuk minyak dan 50:50 persen untuk gas. Lalu untuk skema gross split, base split-nya 57:43 persen untuk minyak dan 53:48 persen untuk gas.
Untuk Blok Bengara I dengan luas area 922,17 km persegi memiliki potensi sekitar 90 MMBO. Komitmen pasti G&G dan survei seismik 2D sepanjang 300 km.
Skema kontrak cost recovery dengan bagi hasil minyak 70:30 persen dan gas 60:40 persen. Untuk skema gross split, base split-nya ditetapkan 57:43 persen untuk minyak dan 52:48 persen untuk gas.
Untuk tahapan waktu Blok Bawean, akses bid document mulai 20 Juli 2022 sampai 19 Agustus 2022 dan batas waktu pemasukan dokumen partisipasi pada 23 Agustus 2022.
Untuk Offshore North West Aceh dan Offshore South West Aceh, akses bid document 20 Juli 2022 sampai 2 September 2022 dan batas waktu pemasukan dokumen partisipasi 6 September 2022.
Untuk lelang reguler, akses bid document 20 Juli 2022 sampai 15 November 2022 dan batas waktu pemasukan dokumen partisipasi 17 November 2022.
Bagi badan usaha dan bentuk usaha tetap yang berminat, registrasi dan akses bid document dilakukan melalui website online lelang wilayah kerja migas sesuai dengan jadwal yang ada di https://esdm.go.id/wkmigas.
Baca juga: Setoran PNBP hulu migas capai Rp140 triliun hingga Juni 2022
Baca juga: Kontrak bagi hasil penawaran blok migas capai 12,14 juta dolar AS
Baca juga: Kementerian ESDM tawarkan 12 blok migas pada 2022
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022