Anang Noegroho dalam acara dialog Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Jakarta, Rabu, mengemukakan, platform terpercaya tersebut merupakan panduan untuk mengetahui beragam indikator apa yang harus disiapkan daerah-daerah agar dapat langsung berhubungan dengan negara-negara lain.
"(Platform) memudahkan untuk mengambil keputusan calon investor dalam proyeksi di daerah Indonesia," kata Anang.
Ia mengemukakan, diharapkan ke depannya akan ada uji coba terhadap platform tersebut guna mengetahui kinerja daerah atau kabupaten yang berkomitmen dalam investasi hijau yang ramah lingkungan, ekonomi dan sosial.
"Kami berharap platform terpercaya bisa menjadi fasilitas inovasi untuk daerah daerah di Indonesia dalam investasi, efektif dan tepat sasaran," katanya.
Pembicara lainnya, peneliti European Forest Institute (EFI) Rully Marullah mengatakan, selain memperhatikan aspek tata kelola, faktor yang menjadi tantangan Indonesia dalam investasi hijau adalah data.
"Data inilah yang menjadi pekerjaan besar untuk kita semua, ada berapa banyak kelapa sawit hari ini dan ada berapa banyak yang diproduksi di Indonesia dan kemana, sampai pelabuhan mana," katanya.
Ia menekankan bahwa data merupakan hal yang penting dalam investasi hijau, karena dalam sebuah data ada indikator validitas, akuntabilitas dan realtime yang bisa digunakan dalam membangun investasi dari luar ke Indonesia.
Menurut situs greengrowth.bappenas.go.id Investasi hijau merupakan program pertumbuhan ekonomi hijau yang berupaya menciptakan situasi kondusif untuk investasi hijau dan peningkatan modal dengan membantu pemerintah untuk membangun kepercayaan investor, menarik modal, dan membuat model usaha hijau secara berkelanjutan yang menguntungkan.
Baca juga: Indonesia tekankan pentingnya peningkatan pendanaan energi dan iklim
Pewarta: Soni Namura
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022