"Dua wilayah yang belum memasuki musim kemarau yaitu Kabupaten Kupang bagian utara dan Timor Tengah Utara bagian barat," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji ketika dikonfirmasi di Kupang, Jumat.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan zona musim di wilayah NTT yang diperbaharui per 20 Juli 2022.
Baca juga: NTT antisipasi karhutla pada musim kemarau
Rahmattulloh menjelaskan wilayah yang belum memasuki musim kemarau masih berpeluang mengalami curah hujan kategori menengah (51-75 mili meter).
Peluang curah hujan ini, kata dia, di satu sisi perlu diwaspadai karena berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Namun di sisi lain, kata dia, curah hujan yang ada dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah persediaan air menghadapi musim kemarau.
"Jadi curah hujan ini berkat juga buat masyarakat karena bisa ditampung untuk menghadapi ancaman kekeringan dan krisis air pada saat kemarau," katanya.
Baca juga: BMKG: Dua wilayah di NTT berstatus awas kekeringan meteorologis
Rahmattulloh mengimbau masyarakat agar menghemat penggunaan air selama musim kemarau terutama di wilayah yang sudah memasuki musim kemarau.
Kegiatan budidaya pertanian, kata dia, juga agar diprioritaskan pada tanaman yang tidak membutuhkan banyak air sehingga berpeluang untuk bisa memberikan hasil.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau dengan melakukan pencegahan berupa menghindari aktivitas yang dapat memicu munculnya titik api.
Baca juga: BMKG: 10 zona musim di NTT telah memasuki musim kemarau
"Masyarakat agar menghindari kegiatan membuka lahan dengan cara membakar maupun membuang puntung rokok di area terbuka yang terdapat tumpukan rumput atau dedaunan kering yang mudah tersambar api," katanya.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022