"Penghargaan ini menjadi bukti bahwa seluruh kelompok dan elemen masyarakat di Kota Yogyakarta memiliki keterlibatan untuk menjadikan kota ini sebagai Kota Layak Anak," kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi saat dimintai konfirmasi di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam upaya mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Layak Anak antara lain tercermin dari Satuan Tugas Siap Gerak Atasi Kekerasan (Sigrak) yang beranggotakan tokoh masyarakat, pemuda, dan unsur masyarakat yang lain di setiap wilayah.
Dalam upaya memberikan pelindungan pada anak, baru-baru ini Pemerintah Kota Yogyakarta memberlakukan peraturan mengenai jam malam bagi anak-anak. Ketentuan itu tertuang dalam Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 49 Tahun 2022 yang diterbitkan pada April 2022.
Menurut ketentuan, dari pukul 22.00 WIB hingga 04.00 WIB anak-anak berusia di bawah 18 tahun harus berada di rumah di bawah pengawasan orang tua atau wali.
Anak-anak yang kedapatan berada di luar rumah dan melakukan kegiatan yang tidak jelas selama kurun waktu itu akan dikenai sanksi berupa teguran lisan dan tertulis atau kewajiban menjalani pembinaan di balai rehabilitasi yang ditunjuk.
Sumadi mengatakan bahwa masyarakat juga didorong untuk menginisiasi pembentukan Kampung Ramah Anak (KRA) guna meningkatkan pelindungan pada anak-anak.
Menurut data pemerintah saat ini sudah ada 193 kampung ramah anak dan 456 sekolah ramah anak di Kota Yogyakarta.
Pemerintah Kota Yogyakarta menjalankan upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak di berbagai sektor, termasuk di sektor kesehatan melalui pewujudan 18 puskesmas ramah anak dan di sektor hukum melalui penyelenggaraan pelayanan yang ramah anak di dua kepolisian sektor.
"Masih ada banyak upaya yang ditempuh untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan hak anak," kata Sumadi.
Ia mengemukakan bahwa upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk melindungi dan memenuhi hak anak tidak akan berhenti setelah penghargaan kota layak anak berhasil diraih.
"Program akan terus berkelanjutan dan tentunya akan terus ditingkatkan supaya anak-anak benar-benar terlindungi dan memperoleh hak mereka," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Yogyakarta Edy Muhammad yakin bahwa pemerintah kota mendapat nilai lebih tinggi dari sebelumnya pada penilaian Kota Layak Anak tahun 2022.
"Dari pusat belum ada nilai resmi yang dikeluarkan terkait penilaian KLA tahun ini. Tetapi, kami optimistis ada kenaikan nilai tahun ini," katanya.
Edy mengemukakan bahwa hasil penilaian secara mandiri menunjukkan capaian dalam penilaian Kota Layak Anak (KLA) tahun ini lebih baik dibanding tahun lalu.
"Jika tahun lalu 800 lebih sedikit, maka tahun ini total nilai lebih banyak," katanya.
Kota Yogyakarta mendapat penghargaan Kota Layak Anak kategori madya sejak 2017, mendapat penghargaan kategori nindya pada 2020, serta meraih penghargaan kategori utama pada 2021 dan 2022.
Baca juga:
Metro luncurkan program Omah Peluk untuk wujudkan kota layak anak
Pemerintah Kota Padang dan DMI bersinergi hadirkan masjid ramah anak
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022