Budayawan sekaligus pemilik ARMA (The Agung Rai Museum of Art) Anak Agung Gde Rai mengusulkan sejumlah jalan di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali agar menggunakan nama-nama pelukis yang telah berjasa menghidupkan Ubud sebagai kampung pariwisata internasional.nama mereka itu perlu dilestarikan agar dunia tahu
"Tokoh-tokoh pendahulu yang memulai dan menghidupkan dan mengenalkan Ubud melalui karya seni lukisnya, kami harapkan dapat digunakan sebagai nama jalan," kata Agung Rai saat menerima kunjungan reses anggota DPD RI Made Mangku Pastika di Gianyar, Senin.
Puluhan tahun silam sejumlah pelukis asing dan pelukis Bali yang bermukim di Ubud, Gianyar, telah mewarnai sejarah perkembangan seni lukis di Bali dengan berbagai gaya atau alirannya.
Sekaligus mereka itu membuat Ubud dan Bali pada umumnya menjadi dikenal di mancanegara dengan berbagai daya tariknya.
Baca juga: 27 pelukis gelar pameran seni rupa "Move On" di Ubud Bali
Baca juga: Kepala Bekraf resmikan Rumah Arie Smit dan pameran lukisan di Ubud
Agung Rai menambahkan, dengan mengabadikan menjadi nama jalan, diharapkan pula bisa mengedukasi pelajar dan generasi muda tentang sejarah perkembangan seni lukis dan perkembangan pariwisata Ubud sehingga menjadi seperti saat ini.
"Ketika menggunakan nama pelukis, di baliknya tersimpan pengetahuan terselubung karena anak-anak dan wisatawan yang datang akan bertanya mengapa dinamakan jalan seperti itu. Demikian pula bisa mengajak mereka untuk mulai mencintai dan tertarik dengan museum yang di Bali jumlah ada 30," ucap pemilik museum yang sempat dikunjungi Presiden AS Barack Obama itu.
Ia menyebut sejumlah nama pelukis asing yang namanya layak diabadikan sebagai nama jalan di Ubud, seperti Walter Spies, Rudolf Bonnet, Miguel Covarrubias dan Arie Smith serta yang tidak kalah penting nama pelukis Bali I Gusti Nyoman Lempad.
Baca juga: Komunitas seniman Buleleng gelar pameran di Ubud
Agung Rai menambahkan, dengan mengabadikan menjadi nama jalan, diharapkan pula bisa mengedukasi pelajar dan generasi muda tentang sejarah perkembangan seni lukis dan perkembangan pariwisata Ubud sehingga menjadi seperti saat ini.
"Ketika menggunakan nama pelukis, di baliknya tersimpan pengetahuan terselubung karena anak-anak dan wisatawan yang datang akan bertanya mengapa dinamakan jalan seperti itu. Demikian pula bisa mengajak mereka untuk mulai mencintai dan tertarik dengan museum yang di Bali jumlah ada 30," ucap pemilik museum yang sempat dikunjungi Presiden AS Barack Obama itu.
Ia menyebut sejumlah nama pelukis asing yang namanya layak diabadikan sebagai nama jalan di Ubud, seperti Walter Spies, Rudolf Bonnet, Miguel Covarrubias dan Arie Smith serta yang tidak kalah penting nama pelukis Bali I Gusti Nyoman Lempad.
Baca juga: Komunitas seniman Buleleng gelar pameran di Ubud
Baca juga: Pameran "Black Magic" Ala Arifin di Ubud
Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika menyatakan kekagumannya dengan apa yang telah ditawarkan pada salah satu museum seni kebanggaan Bali itu.
Ia pun salut dengan kemampuan Agung Rai dalam memberikan narasi pada setiap objek yang ada di ARMA, tak hanya perihal lukisan, tetapi juga sisi filosofi dari berbagai koleksi tanaman hingga penataan museum.
"Dengan demikian, orang akan menjadi betah untuk berlama-lama di museum dan bahkan akan ingin datang kembali. Contohnya saja wisatawan ketika diajak menanam padi, pasti beberapa bulan lagi ingin datang lagi untuk memanennya," ucap mantan Gubernur Bali itu pada acara reses yang mengangkat tema Keberadaan Museum di Tengah Lesunya Pariwisata.
Pastika pun sepakat dengan penamaan jalan yang mengabadikan nama para pelukis yang telah berjasa bagi Ubud karena berkat jasa mereka itu, nama Ubud menjadi diketahui hingga mancanegara dan berkontribusi mewariskan sejarah seni lukis di Bali.
"Kalau bisa tokoh-tokoh yang berjasa menghidupkan Ubud, khususnya di bidang seni, nama mereka itu perlu dilestarikan agar dunia tahu. Apalagi Ubud jadi salah satu kota terbaik dunia, agar orang yang datang tahu ada apa dan siapa di balik itu," katanya.
Baca juga: Museum Basoeki Abdullah gelar lukisan dari 19 seniman muda
Baca juga: Manfaatkan Museum Le Mayeur untuk tempat wisata edukasi
Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika menyatakan kekagumannya dengan apa yang telah ditawarkan pada salah satu museum seni kebanggaan Bali itu.
Ia pun salut dengan kemampuan Agung Rai dalam memberikan narasi pada setiap objek yang ada di ARMA, tak hanya perihal lukisan, tetapi juga sisi filosofi dari berbagai koleksi tanaman hingga penataan museum.
"Dengan demikian, orang akan menjadi betah untuk berlama-lama di museum dan bahkan akan ingin datang kembali. Contohnya saja wisatawan ketika diajak menanam padi, pasti beberapa bulan lagi ingin datang lagi untuk memanennya," ucap mantan Gubernur Bali itu pada acara reses yang mengangkat tema Keberadaan Museum di Tengah Lesunya Pariwisata.
Pastika pun sepakat dengan penamaan jalan yang mengabadikan nama para pelukis yang telah berjasa bagi Ubud karena berkat jasa mereka itu, nama Ubud menjadi diketahui hingga mancanegara dan berkontribusi mewariskan sejarah seni lukis di Bali.
"Kalau bisa tokoh-tokoh yang berjasa menghidupkan Ubud, khususnya di bidang seni, nama mereka itu perlu dilestarikan agar dunia tahu. Apalagi Ubud jadi salah satu kota terbaik dunia, agar orang yang datang tahu ada apa dan siapa di balik itu," katanya.
Baca juga: Museum Basoeki Abdullah gelar lukisan dari 19 seniman muda
Baca juga: Manfaatkan Museum Le Mayeur untuk tempat wisata edukasi
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022