• Beranda
  • Berita
  • Kemenperin-Kominfo gelar Forum Bakohumas perjalanan industri tekstil

Kemenperin-Kominfo gelar Forum Bakohumas perjalanan industri tekstil

30 Juli 2022 18:52 WIB
Kemenperin-Kominfo gelar Forum Bakohumas perjalanan industri tekstil
Peserta Forum Tematik Bakohumas mencoba mengoperasikan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Dobby Elektronik saat agenda kunjungan ke lighthouse Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung, pada 29 Juli 2022. (ANTARA/ HO Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Industri tekstil di dalam negeri telah menempuh perjalanan panjang hingga saat ini, dari masa kolonial hingga ke era digital

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyelenggarakan Forum Tematik Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah (Bakohumas) dengan tema "Perjalanan 100 Tahun Industri Tekstil di Indonesia".

“Industri tekstil di dalam negeri telah menempuh perjalanan panjang hingga saat ini, dari masa kolonial hingga ke era digital,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenperin Dody Widodo lewat keterangannya diterima di Jakarta, Sabtu.

Kegiatan itu bertujuan menyampaikan informasi kinerja dan peran industri tekstil bagi perekonomian serta kebijakan Kemenperin untuk menjaga daya saing dan produktivitas industri itu kepada humas pemerintah.

Pada 2021 industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) tumbuh 12,45 persen secara tahunan yang menunjukkan kinerja ekspor yang baik.  "Investasi yang ditanamkan di industri TPT juga meningkat sebesar 6,4 persen pada triwulan I 2022," jelas Dody.

Baca juga: Menperin: Industri TPT pulih, utilisasi naik menjadi 70 persen

Kemenperin menjadikan industri TPT sebagai salah satu dari tujuh industri prioritas pengembangan dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0 karena kontribusinya terhadap pertumbuhan industri manufaktur dan penyerapan tenaga kerja serta ekspor.

Dengan penerapan teknologi Industri 4.0, lanjutnya, industri TPT akan mampu mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan dan tren, diantaranya untuk pasar functional apparel maupun technical textile yang dibutuhkan oleh sektor-sektor lain seperti bidang penerbangan, kesehatan (biomedis), otomotif, pertanian, dan konstruksi. 

Untuk meningkatkan daya saing industri TPT, Kemenperin juga telah menetapkan program-program yang meliputi substitusi impor 35 persen, pemberian insentif kemudahan bahan baku, implementasi Industri 4.0 pada industri TPT, penurunan harga gas bumi untuk industri hulu tekstil dan bahan baku tekstil, serta pengendalian impor dan pengenaan trade remedies. 

“Kemenperin juga merumuskan kebijakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) serta peningkatan kompetisi SDM industri yang juga mendukung pengembangan industri TPT,” ujarnya.

Baca juga: Kemenperin dorong industri tekstil penuhi kebutuhan sandang dunia

Industri tekstil modern Indonesia diawali dengan berdirinya Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) pada 1922 yang menjadi cikal bakal institusi pelayanan jasa industri di lingkungan Kemenperin yaitu Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil (BBSPJIT)  di Bandung, yang juga membidani pendidikan vokasi tekstil tertua di Indonesia dengan nama Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung.

Melalui Politeknik STTT, Kemenperin menyediakan pendidikan vokasi hingga jenjang magister terapan (S2) pertama dan diharapkan bermanfaat bagi pengembangan keilmuan smart textile. 

Sekjen Kemenperin juga mengapresiasi kerja sama dengan Kominfo dan partisipasi para pimpinan dan perwakilan humas pemerintah dalam kegiatan tersebut, yang diharapkan akan memperluas informasi mengenai kebijakan pengembangan industri serta pemulihan ekonomi nasional. 

Baca juga: Kemenperin: 100 tahun industri TPT momentum dongkrak daya saing
Baca juga: Menperin: Seabad industri tekstil, momentum tingkatkan ekspor

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022