Menurut sebuah unggahan di Facebook pada 26 Juli 2022, pengobatan kanker menggunakan hidrogen peroksida dapat dilakukan dengan melumuri cairan itu ke permukaan kulit sebanyak satu hingga dua kali sehari.
"Hidrogen peroksida dapat mengobati kanker. Cukup dengan menggosokkan 1 atau 2 kali sehari pada permukaan kulit.
Dulu ingat ini hanya untuk membunuh belatung saat mencuci luka kaki diabetes.
Ternyata ada banyak ilmu bermanfaat yang disembunyikan," demikian isi narasi yang beredar di Facebook.
Namun, benarkah kanker dapat diatasi dengan mengoleskan hidrogen peroksida ke kulit?
Penjelasan:
Ilmuan klinis di The Institute of Cancer Research Navita Somaiah, dalam laporan Fullfact, mengatakan penggunaan hidrogen peroksida di kulit sebagai obat kanker merupakan narasi yang salah, dan justru bisa berbahaya.
Pengolesan hidrogen peroksida di luar kadar yang dianjurkan dapat menyebabkan rasa terbakar dan membuat kulit melepuh.
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker, bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menerangkan bahwa larutan yang mengandung hidrogen peroksida sebanyak 50 persen atau lebih dapat menimbulkan iritasi dan korosi parah, luka bakar parah, lecet, bisul, dan jaringan parut permanen.
Situs alodokter juga merinci sejumlah efek negatif dari penggunaan hidrogen peroksida yang tidak sesuai anjuran, di antaranya:
1. Kesulitan bernapas, mual, muntah, nyeri dan kram perut, dan nyeri dada, jika produk dengan kadar hidrogen peroksida tinggi tertelan
2. Luka bakar yang semakin meluas, jika digunakan pada kondisi luka bakar serius
3. Kerusakan mata, jika hidrogen peroksida dengan kadar tinggi tak sengaja mengenai mata
4. Iritasi pada saluran pernapasan, batuk, sesak napas, hingga kerusakan paru-paru, jika hidrogen peroksida terhirup terlalu banyak
Klaim: Mengoleskan hidrogen peroksida ke kulit dapat obati kanker
Rating: Hoaks
Cek fakta: Hoaks! Menahan tangis sebabkan kanker
Baca juga: Dokter sebut sebagian besar kanker payudara tidak bergejala
Cek fakta: Misinformasi! Lemon lebih ampuh atasi kanker dibandingkan kemoterapi
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2022