• Beranda
  • Berita
  • Kemenkes: Vaksin keempat masyarakat tunggu cakupan booster 50 persen

Kemenkes: Vaksin keempat masyarakat tunggu cakupan booster 50 persen

1 Agustus 2022 19:03 WIB
Kemenkes: Vaksin keempat masyarakat tunggu cakupan booster 50 persen
Tangkapan layar Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam siaran sehat Vaksinasi Booster Kedua: Perlindungan Untuk Tenaga Kesehatan di Jakarta, Senin (1/8/2022). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)

Orang dengan risiko tinggi seperti usia lanjut dan komorbid akan menyusul

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bahwa pemberian vaksin COVID-19 dosis keempat atau booster kedua untuk masyarakat menunggu cakupan vaksinasi booster pertama mencapai hingga 50 persen dari target sasaran.

 

"Untuk masyarakat tunggu dulu, prioritas kita saat ini vaksin booster pertama, saat ini baru 26,8 persen, target kita kan 50 persen. Pak Menteri minta sampai 70 persen. Kepada masyarakat yuk kita sama-sama meningkatkan cakupan," ujar Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam bincang-bincang yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

 

Sebagai catatan, pemerintah menargetkan pemberian vaksin COVID-19 kepada 208.265.720 juta orang yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19.

 

Saat ini, Syahril menekankan bahwa pemberian booster kedua baru diperuntukkan bagi tenaga kesehatan mengingat durasi proteksi booster pertama cenderung mulai menurun.

 

"Tenaga kesehatan sudah 12 bulan dilakukan booster pertama sehingga efektifitas antibodinya sudah menurun," tuturnya.


Baca juga: Epidemiolog: Vaksinasi booster kedua nakes putus mata rantai penularan

Baca juga: IDI: Dokter gugur akibat COVID-19 dipengaruhi usia hingga pajanan

 

Ia menambahkan, vaksin booster kedua itu akan diberikan kepada 1,9 juta tenaga kesehatan.

 

"Sementara orang dengan risiko tinggi seperti usia lanjut dan komorbid akan menyusul," ucapnya.

 

Terkait pemberian vaksinasi COVID-19 kepada anak di bawah usia enam tahun, Syahril menyampaikan, saat ini masih menunggu kajian dan rekomendasi Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI).

 

"Setiap akan diberikan vaksinasi itu melalui kajian. Nah kajian di Indonesia itu dilakukan oleh ITAGI, tentu saja nanti membutuhkan waktu dan akan ada perkembangan selanjutnya," tuturnya.

 

Di sisi lain, lanjut dia, pemberian vaksin pada anak di bawah usia enam tahun itu juga harus mendapatkan rekomendasi dari BPOM untuk jenis vaksinnya.

 

Dalam kesempatan sama, Juru bicara pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengingatkan kepada masyarakat bahwa saat ini pandemi belum usai, maka yang paling penting adalah jangan sampai terinfeksi.

 

"Tentunya kita harus berusaha sebisa mungkin untuk melindungi diri kita, selain dengan protokol kesehatan tentunya dengan melengkapi vaksinasi," ujarnya.

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022