Peneliti Pusat Riset Kedokteran dan Praklinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Zulvikar Syambani Ulhaq merekomendasikan beberapa potensi penelitian untuk menghadapi dan mengantisipasi cacar monyet seperti pengembangan deteksi cepat dan evaluasi efektivitas pengobatan cacar monyet.Kita perlu mempersiapkan potensi apa yang bisa kita kembangkan
"Karena sejauh ini kasusnya belum ada, mungkin akan agak sedikit susah untuk mengembangkan penelitian-penelitian tersebut. Akan tetapi, kita perlu mempersiapkan potensi-potensi apa yang bisa kita kembangkan," kata Zulvikar dalam Webinar Talk to Scientists (TTS) bertemakan Cacar Monyet, Darurat Kesehatan Global, dan Apa yang Perlu Kita Ketahui? yang diikuti secara virtual di Jakarta, Senin.
Zulvikar mengatakan riset terkait penyakit cacar monyet penting untuk dilakukan. Potensi penelitian yang dapat dikembangkan antara lain gambaran klinis, deteksi kasus dan sekuensing.
Ranah riset lain yang dapat dikembangkan adalah pengembangan deteksi in house atau deteksi cepat, evaluasi efektivitas vaksin dan pengobatan, serta pengembangan obat pemulihan usai menderita cacar monyet.
Baca juga: IPB siap dilibatkan dalam penyelidikan cacar monyet
Baca juga: BRIN: Bangun kesiapsiagaan antisipasi cacar monyet di Indonesia
Jika ada kasus cacar monyet ditemukan di Indonesia, maka perlu mencatat gambaran klinis yang ditemukan pada pasien-pasien tersebut, dan melakukan sekuensing PCR untuk mengetahui ada tidaknya mutasi pada virus Monkeypox penyebab cacar monyet.
Ia menuturkan pengembangan deteksi cepat cacar monyet berpotensi besar untuk dilakukan karena saat ini belum banyak alat deteksi cacar monyet yang tersedia.
Penelitian lain yang bisa dikembangkan dengan bekerja sama dengan Kementerian kesehatan adalah evaluasi efektivitas vaksin, pengobatan antivirus dan pengobatan lain terhadap cacar monyet.
Pada sejumlah orang yang sembuh dari cacar monyet, terdapat bekas luka akibat lesi yang pecah dan membentuk krusta, sehingga penelitian pengembangan obat pemulihan pasca-menderita cacar monyet berpotensi untuk dilakukan.
"Setelah pasien sembuh, kemudian terjadi bekas luka, kita bisa mengembangkan sesuatu untuk menyamarkan luka-luka tersebut, jadi itu adalah salah satu potensi yang sangat besar yang bisa kita kembangkan di penelitian," tuturnya.
Baca juga: Pemerintah dukung penguatan edukasi mengenai penyakit cacar monyet
Baca juga: WHO sebut wabah cacar monyet dapat dihentikan dengan respon serius
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022