Teknologi dalam kegiatan belajar mengajar dinilai mampu membantu bangkit dari kehilangan pembelajaran atau learning loss yang telah memicu penurunan capaian belajar selama pandemi COVID-19.Kunci utamanya adalah dengan menciptakan suasana yang nyaman bagi siswa untuk belajar di segala kondisi dan tempat
"Sebagai upaya agar kita bisa bangkit dari learning loss, pemerintah terus melakukan penyesuaian kebijakan dan mendorong dukungan masif dari berbagai pihak dalam rangka pemulihan layanan pendidikan... kami terus mendorong proses belajar dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi," kata Horale Tua Simanullang, S.Pd., selaku Subkor PDPK (Peserta Didik & Pembangunan Karakter) Bidang SMP & SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam siaran pers Quipper pada Selasa.
Baca juga: Teknologi dan kualitas pendidikan jadi prioritas pada G20
Implementasi pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen diharapkan dapat meminimalisir melebarnya learning loss. Di sisi lain, teknologi terbukti dapat menjadi solusi di berbagai macam implementasi pembelajaran, baik pembelajaran jarak jauh, pembelajaran tatap muka, dan pembelajaran campuran. Hal ini disampaikan Bruder Paulus Sumarno, Kepala Sekolah dan Ketua Yayasan Pangudi Luhur Bernadus Cikarang.
"Di sekolah kami, penggunaan teknologi untuk membantu KBM sudah kami terapkan sejak awal pandemi. Salah satunya dengan penggunaan learning management system seperti Quipper School Premium. Teknologi semacam itu, sangat membantu mengorganisir kegiatan belajar mengajar jadi lebih efektif dan efisien. Ke depannya, penggunaan teknologi ini akan terus kami maksimalkan meskipun pembelajaran sudah diterapkan tatap muka 100 persen," ungkapnya.
Dilihat dari aspek psikologi, salah satu faktor penyebab learning loss merupakan kesehatan mental siswa. Psikolog Aji Cokro Dewanto, S.Psi., M.Psi mengatakan banyak siswa yang harus PJJ di tengah suasana rumah yang tidak kondusif karena orang tuanya kehilangan pekerjaan, anggota keluarga terpapar COVID-19, atau bahkan harus menyaksikan kematian orang-orang kesayangannya karena COVID-19.
Kondisi itu tentunya menimbulkan kecemasan pada anak yang pada akhirnya menurunkan fokus belajar. Aji mengingatkan perlunya peranan berbagai pihak dalam memulihkan kondisi mental siswa.
Baca juga: Ketua Forum Rektor: Lembaga pendidikan perlu memperkuat teknologi
"Kunci utamanya adalah dengan menciptakan suasana yang nyaman bagi siswa untuk belajar di segala kondisi dan tempat. Tidak hanya oleh guru di sekolah, tetapi juga di rumah oleh orang tua dan lingkungan sekitar yang dibentuk oleh masyarakat, pemerintah, dan swasta," kata Aji.
Quipper sebagai bagian dari ekosistem pendidikan di Indonesia memiliki tujuan yang selaras dengan pemerintah untuk memprioritaskan pemulihan sektor edukasi dengan menciptakan pembelajaran di mana setiap siswa merasa nyaman dan jadi lebih siap belajar. Hal tersebut diwujudkan Quipper dengan meluncurkan fitur baru, materi baru, serta memperkenalkan teman belajar baru yang menjadi fokus utama di tahun ajaran baru ini.
Head of Marketing Quipper Indonesia, Dedy Purwanto menyampaikan di awal tahun ajaran baru ini Quipper menambah materi berupa Paket Intensif SIMAK UI, Quipper Video After School, Quipper Video English, serta dilengkapi fitur baru seperti Tes Kesiapan Belajar, Tes Uji Potensi, Profil Belajar, Prestasi Belajar, Forum Diskusi, Koin & XP, Live Class, dan Virtual Coaching. Saat ini, Quipper juga telah tersedia untuk pengguna iOS dan dapat diakses melalui perangkat smartphone atau desktop.
Baca juga: G20 didorong terapkan digital teknologi tingkatkan kualitas pendidikan
Baca juga: Quipper gelar tryout UTBK Nasional gratis
Baca juga: Kemampuan adaptasi teknologi digital tentukan kualitas pendidikan
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022