Sebagai negara yang memiliki kemampuan di bidang teknologi hijau, Inggris diharapkan dapat meningkatkan investasi untuk teknologi rendah karbon di negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Dia menyatakan hal itu dalam ASEAN-United Kingdom Ministerial Meeting yang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja, Kamis.
“ASEAN memiliki komitmen kuat untuk mencapai net-zero target dan mengembangkan infrastruktur ketahanan iklim. Guna mencapai visi ini, diperlukan investasi hijau senilai 3 triliun dolar AS (sekitar Rp44.767 triliun) sampai 2030,” kata Retno dalam keterangan tertulis Kemlu RI.
Penandatanganan kerja sama untuk bantuan teknis dan pendanaan infrastruktur berkelanjutan UK-ASEAN Catalytic Green Finance Facility Trust Fund, kata dia, merupakan langkah awal yang baik untuk terus memajukan kemitraan di bidang ekonomi hijau.
Dalam pertemuan itu, Retno juga menekankan pentingnya ASEAN-Inggris berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas.
Dia mengingatkan bahwa apa yang terjadi di Ukraina dapat terjadi di kawasan lain.
“Apa yang terjadi Ukraina merupakan cerminan tidak adanya trust atau adanya distrust yang berkepanjangan. Banyak pelajaran yang diambil dari situasi ini,” ujar dia.
Indonesia juga menekankan pentingnya ASEAN-Inggris mengutamakan spirit kolaborasi.
Retno menjelaskan bahwa kerja sama minilateral harus menjadi pijakan (building blocks) bagi terciptanya stabilitas perdamaian, dan bukan justru menciptakan perpecahan.
Pertemuan tingkat menteri ASEAN-Inggris baru pertama kali diadakan setelah Inggris diterima sebagai mitra dialog ASEAN pada 2021.
Dalam pertemuan pertama itu, telah diadopsi Rencana Aksi Tindak Lanjut Kemitraan ASEAN-Inggris untuk periode 2022-2026, yang antara lain berisi kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama bidang ekonomi kreatif, termasuk melalui penguatan kewirausahaan dan pengembangan pasar.
Baca juga: Indonesia dorong peningkatan kerja sama ekonomi hijau ASEAN-Korsel
Baca juga: Menlu RI: ASEAN, China harus berkontribusi bagi stabilitas kawasan
Baca juga: Retno: Tidak ada kemauan junta Myanmar untuk jalankan konsensus ASEAN
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022