Rupiah ditutup melemah 21 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.933 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.912 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah lebih ke faktor eksternal. USD masih menguat dari statement hawkish The Fed beberapa waktu lalu," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Beberapa waktu lalu, muncul pernyataan yang dipandang cenderung hawkish dari trio pejabat The Federal Reserve.
Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan bahwa masih ada jalan untuk mencapai kebijakan moneter yang lebih ketat. Dia mengatakan bahwa masih ingin suku bunga mencapai 3,75 persen hingga 4 persen pada tahun ini.
Selain Bullard, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari dan Presiden Fed Richmond Thomas Barkins juga bergabung dengan pesan yang cenderung hawkish.
"Tensi China-AS juga ikut memberikan sentimen negatif pada rupiah," ujar Lukman.
Kunjungan berisiko Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan diawasi ketat oleh Beijing. Pelosi pada Rabu (3/8) bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di Taipei, di mana dia berkomitmen untuk mendukung peningkatan kerja sama ekonomi dengan wilayah tersebut.
Dari domestik, lanjut Lukman, pelaku pasar dinilai sebaiknya mengantisipasi data cadangan devisa dan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II 2022 Indonesia pada Jumat (5/9) besok.
"Terutamanya apabila pertumbuhan ekonomi tahunan masih berhasil bertahan di atas 5 persen, hal ini akan menahan rupiah dari penurunan lebih lanjut. Namun tentunya pasar masih menantikan data tenaga kerja AS Non Farm Payroll malamnya," kata Lukman.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.904 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.900 per dolar AS hingga Rp14.939 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke posisi Rp14.929 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.917 per dolar AS.
Baca juga: Dolar AS menguat usai pernyataan Fed lebih banyak kenaikan suku bunga
Baca juga: Yuan terdongkrak 177 basis poin menjadi 6,7636 terhadap dolar AS
Baca juga: Saham Asia naik didukung data positif, Fed yang "hawkish" angkat dolar
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022