Hal itu ditegaskan Indonesia dalam pertemuan pada menteri luar negeri ASEAN dan EU yang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja, Kamis (4/8), menurut keterangan Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pada pertemuan itu, delegasi EU dipimpin oleh Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell Fontelles.
Negara-negara anggota ASEAN dan EU akan memperingati 45 tahun kerja sama dan kemitraan kedua pihak.
Penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi (KTT) peringatan 45 tahun kerja sama ASEAN-EU yang akan digelar akhir tahun ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk merefleksikan komitmen kedua pihak di masa depan.
Pada pertemuan tingkat menteri ASEAN-EU itu, semua pihak menunjukkan komitmen untuk peningkatan kemitraan.
Pemerintah Indonesia menyuarakan pentingnya membangun perdagangan produk pertanian dengan EU yang adil dan tidak diskriminatif, terutama dalam perdagangan minyak nabati.
EU juga diajak untuk memajukan semangat perdamaian di tengah meningkatnya persaingan di antara negara-negara besar.
Strategi EU di Indo-Pasifik harus menjadi menjadi unsur pembangun (building block) bagi perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan kawasan, kata Menlu Retno Marsudi.
Dalam pertemuan itu, ASEAN dan EU menyepakati rencana kerja untuk implementasi kemitraan strategis periode 2023-2027.
Melalui dokumen rencana kerja tersebut, ASEAN dan EU berkomitmen untuk mendukung peningkatan kesiapan terhadap kedaruratan kesehatan masyarakat.
Selain itu, ASEAN-EU juga sepakat untuk melanjutkan dialog terkait isu minyak nabati secara holistik dan transparan.
Baca juga: Menlu RI: Selandia Baru dapat jembatani ASEAN dan Pasifik Selatan
Baca juga: Menlu RI bahas isu pangan, energi dalam pertemuan "ASEAN Plus Three"
Baca juga: Menlu RI dorong kemitraan konkret ASEAN-Australia di Indo-Pasifik
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022