Buah cintanya bersama sang suami Baharu Abdu itu lahir pada 22 Juli 2022. Kehadiran Baby El, panggilan sayang Ratri kepada anaknya, melengkapi keluarga kecil dari pasangan yang menikah pada 2016 itu.
Terlebih lagi, Baby El lahir setelah cita-cita Ratri meraih prestasi tertinggi di Paralimpiade Tokyo terwujud. Dia mendulang dua medali emas dan satu perak di pesta olahraga disabilitas terbesar di dunia tersebut.
"Sesuai namanya, Mujirans itu saya ambil dari nama ayah saya, Abdu dari nama suami, dan Elvano memiliki arti hadiah dari Tuhan," kata Ratri kepada ANTARA di Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
"Sangat bersyukur. Setelah mewujudkan keinginan terbesar di Paralimpiade dan sekarang mendapatkan anugerah terindah dari Tuhan. Ini adalah alasan saya absen di ajang ASEAN Para Games 2022," kata Ratri menambahkan.
Baca juga: Para-bulu tangkis Indonesia bidik enam emas di APG meski tanpa Ratri
Tingkatkan motivasi
Sebagai pebulu tangkis andalan Indonesia, Ratri mengaku kehadiran Baby El makin meningkatkan motivasi Ratri untuk terus berprestasi.
Cita-cita besar Ratri selanjutnya adalah mengharumkan Indonesia sekaligus mempertahankan prestasi di Paralimpiade Paris 2024.
"Selain fokus kepada anak. Sebagai perempuan, sebagai istri, saya memiliki keluarga yang melengkapi kehidupan saya untuk kedepannya nanti dan saya berharap masih bisa turun lagi di para-badminton," kata Ratri.
Dalam perjalanan menuju Paralimpiade Paris, Ratri mengatakan bakal mulai kembali ke lapangan dengan mengikuti Kejuaraan Dunia yang bakal berlangsung pada November mendatang.
"Walaupun di Kejuaraan Dunia saya belum bisa menargetkan seperti ajang-ajang sebelumnya karena masih masa recovery. Paling tidak saya berharap bisa tampil di Paralimpiade Paris 2024," pungkas Ratri.
Baca juga: Presiden Jokowi tutup ASEAN Para Games XI 2022 di Surakarta
(Selanjutnya: Segudang Prestasi)
Pada Kejuaraan Dunia, Ratri tercatat telah mengoleksi tiga medali emas, dua perak, dan satu perunggu.
Rinciannya, pada 2017 di Kejuaraan Dunia yang berlangsung di Ulsan, Korea Selatan, dia meraih emas ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto, perak pada nomor tunggal putri SL4, dan perunggu bersama Khalimatus Sadiyah di nomor ganda putri SL3-SU5.
Dua tahun kemudian, prestasinya meningkat di Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, Swiss dengan meraih dua emas pada nomor tunggal putri dan ganda campuran, serta satu perak di nomor ganda putri dengan pasangan yang sama.
Baca juga: Indonesia juara umum para tenis meja APG 2022 dengan 27 emas
Ratri adalah pebulu tangkis andalan Indonesia di berbagai ajang internasional.
Puncak prestasi dari perempuan yang lahir pada 6 Mei 1991 itu adalah meraih dua medali emas dan satu perak di Paralimpiade Tokyo.
Dua emas diraih bersama Khalimatus Sadiyah pada nomor ganda putri SL3-SU5 dan ganda putra SL3-SU5 bersama Hary Susanto. Adapun perak diraih pada nomor tunggal putri SL4.
Sebelum itu, segudang prestasi lainnya pernah diraih perempuan 31 tersebut.
Untuk level Asian Para Games, dia mengoleksi tiga medali emas, dua perak, dan satu perunggu.
Pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Ratri meraih emas pada nomor ganda campuran SL3-SU5 bersama Fredy Setiawan. Lalu perak di nomor ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus Sadiyah, dan perunggu pada nomor tunggal putri SL4-SU5.
Baca juga: Indonesia pastikan juara umum ASEAN Para Games
Prestasinya berlanjut ketika Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2018 dengan mengemas dua emas dari nomor ganda campuran bersama Hary Susanto dan ganda putri bersama Khalimatus Sadiyah. Selain itu juga menyabet perak untuk nomor tunggal putri.
Adapun di level Asia Tenggara, Ratri tercatat telah mengoleksi enam medali emas dalam ASEAN Para Games (APG).
Pada 2015 di Singapura, dia menyabet tiga emas dari nomor tunggal putri, ganda putri dan campuran. Dia sukses mempertahankan prestasi tersebut di ASEAN Para Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca juga: Para-badminton Indonesia sumbang 13 emas ASEAN Para Games 2022
(Selanjutnya: Bentuk Dukungan di APG 2022)
Dalam gelaran ASEAN Para Games 2022, Ratri memang tidak tampil karena masih dalam masa pemulihan. Tetapi dia tetap hadir di tribun penonton untuk mendukung rekan-rekan bertanding.
Ratri tampak bersemangat menyaksikan aksi dari rekan-rekan yang berjuang untuk mengharumkan Merah Putih.
Dalam pesta olahraga terbesar untuk atlet disabilitas terbesar di Asia Tenggara edisi ke-11 ini, para-badminton menyumbang 13 emas, 9 perak, 8 perunggu.
Hasil tersebut menempatkan para-bulu tangkis Indonesia di posisi teratas dalam perolehan medali mengalahkan Thailand di urutan kedua dengan 3 emas, 8 perak, 9 perunggu.
Sementara Malaysia di posisi ketiga dengan 3 emas, 1 perak, 4 perunggu.
Baca juga: Para-renang Indonesia tampil sebagai juara umum APG 2022
Bagi tim para-bulu tangkis Indonesia, prestasi itu juga mengulang pencapaian pada ASEAN Para Games edisi sebelumnya pada 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Ketika itu, Merah Putih juga menjadi peraih medali terbanyak dengan 8 emas, 5 perak, 4 perunggu.
Adapun secara keseluruhan, Kontingen Indonesia dipastikan mempertahankan predikat sebagai juara umum ASEAN Para Games 2022 setelah seluruh rangkaian pertandingan dari 14 cabang olahraga berakhir, Jumat (6/8).
Berdasarkan data HQ Indonesia untuk APG 2022, Indonesia mengoleksi 176 emas, 147 perak, dan 112 perunggu. Hasil ini ini jauh melampaui target yang dicanangkan yakni dengan 104 emas. Bahkan, Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia Andi Herman mengatakan ada beberapa cabang olahraga yang mampu mencapai lebih dari 300 persen dari target semula.
Skuad Merah Putih berada di atas Thailand dengan 119 emas, 115 perak, dan 93 perunggu. Sementara Vietnam di posisi ketiga dengan 65 emas, 64 perak, dan 59 perunggu.
Baca juga: Tara pecahkan rekor para-renang disaksikan sang ibunda
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2022