• Beranda
  • Berita
  • Menteri Sosial ajak pendamping sosial jadi agen perubahan

Menteri Sosial ajak pendamping sosial jadi agen perubahan

9 Agustus 2022 13:56 WIB
Menteri Sosial ajak pendamping sosial jadi agen perubahan
Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam kegiatan Evaluasi Perkembangan Pemberdayaan Sosial terhadap 2.500 KPM Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2022 Se-Malang Raya di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (7/8/2022). (ANTARA/HO-Kemensos)
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengajak para pendamping sosial, terutama yang berada di kawasan Malang Raya, Jawa Timur untuk menjadi agen perubahan, karena Kementerian Sosial tengah menangani kondisi kemiskinan ekstrem di masyarakat, salah satunya di Malang Raya yang melibatkan pendamping sosial

"Teman-teman itu sebetulnya bukan hanya pendamping, tetapi kalian juga Agen Perubahan," kata Mensos Risma seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Pendamping sosial diminta proaktif percepat salur bansos

Pada kegiatan Evaluasi Perkembangan Pemberdayaan Sosial terhadap 2.500 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2022 se-Malang Raya di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (7/8), Mensos mengaku pihaknya akan terus memantau dan mengevaluasi secara langsung hasil pemberdayaan oleh pendamping kepada KPM yang ada di Malang Raya.

"Teman-teman Pendamping saya akan evaluasi terus hasil pemberdayaan kepada KPM PKH, ini untuk penyelesaian kemiskinan ekstrem," kata Mensos Risma.

Beberapa upaya dan strategi telah dilalukan terkait pengentasan kemiskinan ekstrem, antara lain pendekatan melalui program bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH), Program Kewirausahaan (Prokus), Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), Program Keluarga Harapan dan Bantuan Program Sembako.

Mensos Risma meminta para pendamping di setiap kecamatan melakukan diskusi bersama untuk membahas dan mencari solusi untuk program pemberdayaan bagi KPM dampingannya, sehingga program ini tepat sasaran dan tepat guna.

Sesuai dengan kemampuan KPM, dekat dengan sumber bahan, menaikkan nilai produk dengan kemasan yang menarik, sehingga proses pengentasan kemiskinan ekstrem dapat segera tertuntaskan.

"Kalau ekstrem, itu kondisinya berat. Kita bantu usaha dan dicek kehidupan sehari-harinya. Jadi, tolong dipantau, misalkan dia meminta bantuan toko kelontong, cek lagi, apakah usaha itu bisa secepatnya mengkover kebutuhan sehari-hari," kata Mensos di depan 340 pendamping PKH.

Baca juga: Mensos akui proses pengawasan kinerja Kemensos hal terberat

Baca juga: Kemensos petakan kemiskinan guna kurangi kejadian kekerasan anak


Mensos Risma terus mendorong agar KPM cepat keluar dari kemiskinan ekstrem. Para Pendamping diarahkan untuk mencari potensi usaha yang mungkin mulanya dia langsung mendapat keuntungan, tetapi minimal bisa memenuhi kebutuhan makannya sehari-hari.

"Rumahnya diperbaiki, kebutuhan sehari-hari terpenuhi, anak sekolah dan belum ada Kartu Indonesia Pintar (KIP), usulkan ke Kemensos dan nanti kita sampaikan ke Kemendikbud, kalau belum ada Kartu Indonesia Sehat (KIS), kita bantu usulkan ke Kemenkes, begitu," kata Mensos Risma.

Harapannya dengan upaya-upaya tersebut, pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia segera terentaskan secara bertahap.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022