• Beranda
  • Berita
  • Pasar saham Asia berjatuhan, investor bersiap pantau data inflasi AS

Pasar saham Asia berjatuhan, investor bersiap pantau data inflasi AS

10 Agustus 2022 14:11 WIB
Pasar saham Asia berjatuhan, investor bersiap pantau data inflasi AS
Arsip foto - Seorang pria mengenakan masker wajah pelindung COVID-19 berdiri di depan papan listrik yang menunjukkan Nikkei (atas di C) dan indeks saham negara lain di luar broker di distrik bisnis di Tokyo, Jepang (4/1/2021). ANTARA/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/aa.
Saham-saham jatuh di seluruh Asia dan dolar stabil pada perdagangan Rabu sore, karena investor enggan untuk mengambil langkah menjelang rilis data inflasi AS yang dapat menunjukkan keinginan Federal Reserve (Fed) untuk kenaikan suku bunga yang lebih agresif.

Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan dirilis pada pukul 12.30 GMT, dengan pasar mengamati tanda-tanda bahwa inflasi mereda pada Juli meskipun angka pekerjaan AS menguat secara tak terduga minggu lalu.

Pasar saat ini memperkirakan peluang 69,5 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan IHK akan menunjukkan inflasi utama tahun-ke-tahun sebesar 8,7 persen, jauh di atas target Fed 2,0 persen tetapi turun dari bulan lalu yang sangat panas 9,1 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang merosot 1,31 persen, sementara Nikkei Jepang memperpanjang kerugian dari hari sebelumnya dan ditutup tergelincir 0,65 persen.

KOSPI Korea Selatan ditutup melemah 0,90 persen, Indeks ASX 200 Australia berakhir turun 0,53 persen, TAIEX Taiwan tergelincir 0,74 persen dan indeks saham unggulan China berakhir jatuh 1,12 persen.

Baca juga: Saham China perpanjang keuntungan, Indeks Shanghai naik 0,32 persen

Saham berjangka Eropa menunjukkan penurunan lebih lanjut menjelang pembukaan pasar. FTSE 100 berjangka turun 0,31 persen dan Euro Stoxx 50 berjangka turun 0,38 persen.

"Saya rasa kita belum melewati pasar bearish - risiko resesi membayangi dan saya rasa The Fed belum selesai dengan pengetatan ikat pinggang yang agresif," kata Ahli Strategi Pasar Global untuk Asia Pasifik Invesco, David Chao.

"Saya tidak berpikir pasar telah sepenuhnya mengabaikan variabel-variabel ini. Data inflasi minggu ini pasti akan memberi kita lebih banyak kejelasan tentang prospek kebijakan jangka pendek Fed."

Penurunan di pasar Asia mengikuti Wall Street, yang ditutup pada Selasa (9/8/2022) dengan ketiga indeks utama turun. Indeks S&P 500 melemah 0,42 persen, Dow Jones Industrial Average turun 0,18 persen, dan Komposit Nasdaq terpangkas 1,19 persen.

Baca juga: Saham Asia ikuti penurunan Wall Street jelang data inflasi AS


Dolar membalikkan kerugian semalam dan diperdagangkan datar di Asia. Indeks dolar, yang mengukur safe-haven greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di 106,3.

"Data IHK yang kuat minggu ini bisa berarti Fed kembali ke jalur kenaikan suku bunga agresif, yang akan memperkuat kembali dolar AS," kata Chao.

Harga minyak turun setelah lonjakan semalam mereda. Minyak mentah berjangka Brent turun 78 sen menjadi diperdagangkan di 95,53 dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 56 sen menjadi diperdagangkan pada 89,94 dolar AS per barel.

Emas juga memangkas kenaikannya dan tergerus 0,33 persen pada 1.788,30 dolar AS per ounce. Emas secara singkat menembus penghalang 1.800 dolar AS semalam untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan.

Di pasar uang kripto, bitcoin yang sering melacak saham teknologi, turun 1,15 persen menjadi 22.880 dolar AS.

Baca juga: Pasar saham tergelincir karena kehati-hatian menjelang data inflasi AS

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022