"Operasi celah bibir, selain membantu meringankan beban keluarga kurang mampu, juga berdampak besar, terutama bisa mengembalikan kepercayaan diri para penderita, khususnya anak-anak sebagai generasi penerus masa depan bangsa," kata Widya saat membuka operasi bibir sumbing yang digelar di RSUD dr Isak Umarela di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Maluku Tengah, Kamis.
Bibir sumbing, katanya, adalah kondisi dimana terdapat celah bibir bagian atas dan langit-langit mulut, dan merupakan kelainan bawaan yang sering dijumpai di masyarakat.
Baca juga: Operasi bibir sumbing gratis UB di Serang diapresiasi
Baca juga: FKG UI selenggarakan operasi celah bibir perdana
Menurutnya, angka kejadian bibir sumbing di Asia tercatat satu banding 500 kelahiran, sedangkan data riset kesehatan dasar tahun 2018, memperlihatkan proporsi kelainan bibir sumbing di Tanah Air pada anak usia dua hingga lima tahun sebesar 0,12 persen.
Dia menegaskan kelainan bawaan ini jika tidak diperbaiki sedini mungkin dapat berdampak pada kehidupan sosial maupun ekonomi. "Dari segi kesehatan kelainan yang berat dapat mengganggu kemampuan makan dan minum anak, dan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan kekurangan gizi, baik gizi buruk, stunting atau kekerdilan, sedangkan dari segi psikososial anak akan merasa minder saat bergaul dengan teman sebayanya," katanya.
Widya yang juga duta parenting Maluku itu mengaku prihatin dengan perkembangan penyebaran kondisi bibir sumbing di Maluku, dan berharap anak-anak yang menderita dapat segera mendapatkan penanganan yang sesuai.
"Saya berpikir bahwa saatnya kita berbuat dan bersyukur, karena anak-anak kita tidak menderita bibir sumbing. Namun, saya juga prihatin karena di sekeliling kita banyak dijumpai anak-anak yang memiliki kelainan celah bibir yang perlu segera ditangani,” ujarnya.
Istri Gubernur Maluku Murad Ismail itu berharap operasi bibir sumbing yang digelar untuk memeriahkan HUT ke-77 Kemerdekaan RI dan Provinsi Maluku bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Maluku tersebut dapat terus dilaksanakan di tahun mendatang.
Baca juga: 27 warga Maluku Utara jalani operasi bibir sumbing gratis
"Saya berharap operasi gratis ini dapat dilakukan setiap tahun, terutama saat perayaan HUT provinsi. Mudah-mudahan, insya Allah tahun depan tidak hanya dilakukan di Ambon, tetapi bersama tim operasi kita turun langsung ke kabupaten-kabupaten yang ada di Maluku," ujarnya.
Dia mengapresiasi kinerja seluruh tim dokter dalam melakukan "langkah kecil" yang berdampak memberikan senyuman kepada anak-anak untuk menatap masa depannya yang gemilang.
Ketua Panitia Bakti Sosial Operasi Celah Bibir dan Lelangit, dr Dwi Murti Nuryanti mengatakan sebanyak 24 orang telah terdaftar mengikuti operasi gratis yang ditangani tim Bedah Mulut dan Lelangit Makassar bekerja sama dengan tim bedah dari Ambon. Kegiatan operasi berlangsung pada 11-14 Agustus 2022.
Baca juga: Pusdokkes Polri pecahkan rekor MURI operasi bibir sumbing
"Tercatat 18 laki-laki dan enam perempuan yang terdaftar mengikuti operasi gratis celah bibir ini. Ke-14 orang itu diantaranya berusia di bawah tiga tahun, usia kurang dari 5 tahun (4 orang), lebih dari 5 tahun (3 orang), remaja (2 orang), dan usia 22 tahun satu orang," ujarnya.
Para penderita bibir sumbing yang akan dioperasi berasal dari sembilan kabupaten/kota di Maluku, yakni Kota Ambon dan Maluku Tengah masing-masing lima orang, Maluku Tenggara (4 orang), Kabupaten Buru (4 orang), Seram Bagian Barat (dua orang), Seram Bagian Timur satu orang, serta satu lainnya dari Sanana, Provinsi Maluku Utara.
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022