• Beranda
  • Berita
  • PBB minta semua kegiatan militer di PLTN Ukraina segera dihentikan

PBB minta semua kegiatan militer di PLTN Ukraina segera dihentikan

12 Agustus 2022 13:14 WIB
PBB minta semua kegiatan militer di PLTN Ukraina segera dihentikan
Arsip - Seorang prajurit dengan bendera Rusia terlihat pada seragamnya berjaga di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 4 Agustus 2022. (ANTARA/Reuters/Alexander Ermochenko/as)
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak agar semua kegiatan militer segera dihentikan di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina selatan.

Desakan itu disampaikan ketika Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan artileri di fasilitas nuklir terbesar di Eropa tersebut.

"Saya menyerukan semua kegiatan militer di sekitar pembangkit untuk segera dihentikan dan tidak menargetkan fasilitas atau sekitarnya," kata Guterres dalam sebuah pernyataan pada Kamis (11/8).

Dia menyatakan keprihatinan mendalam tentang situasi yang sedang berlangsung di dalam dan di sekitar PLTN tersebut, dan memohon agar semua pasukan dan peralatan militer yang ditempatkan di sana untuk ditarik mundur.

"Sayangnya, alih-alih deeskalasi, selama beberapa hari terakhir ada laporan bahwa insiden terus terjadi yang sangat mengkhawatirkan, yang jika terus berlanjut, dapat menyebabkan bencana," ujar dia.

Guterres juga menekankan perlunya mencegah pengerahan tambahan pasukan dan peralatan militer ke fasilitas tersebut.

Seruan itu muncul ketika Dewan Keamanan PBB bersiap untuk mengadakan pertemuan darurat pada Kamis malam atas permintaan Rusia untuk membahas situasi di Zaporizhzhia.

Kepala Badan Energi Atom Internasional Rafael Mariano Grossi dijadwalkan memberi penjelasan kepada DK PBB tentang situasi keamanan di lokasi tersebut.

PLTN Zaporizhzhia menghasilkan sekitar 20 persen listrik Ukraina.

Rusia mengambil alih fasilitas itu pada 4 Maret, kira-kira dua minggu setelah memulai invasi ke Ukraina pada akhir Februari.

Sumber: OANA/Anadolu

Baca juga: Rusia tuding Ukraina lakukan terorisme nuklir
Baca juga: Ukraina: Sensor radiasi PLTN Zaporizhzhia rusak akibat serangan Rusia

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022