"Cuaca beberapa hari ke depan di wilayah timur Aceh cenderung panas. Meski masih ada potensi hujan, namun dalam skala rendah. Kondisi tersebut berpotensi terjadinya kebakaran lahan," kata Kharendra Muiz, prakirawan BMKG Stasiun Malikussaleh di Lhokseumawe, Jumat.
Kharendra Muiz mengatakan dari hasil pantauan satelit terlihat minimnya pertumbuhan awan penghujan, sehingga menimbulkan suhu panas menyengat.
Saat ini, kata Kharendra Muiz, terpantau kondisi tanaman rumput sudah kering akibat cuaca yang mencapai 33 derajat celcius dalam sepekan terakhir, sehingga sangat berpotensi terjadinya kebakaran lahan.
Baca juga: BPBA: Selama kemarau, 68 hektare lahan di Aceh terbakar
Baca juga: BMKG deteksi 14 titik panas di wilayah Aceh, waspada karhutla
"Meskipun saat ini belum terpantau titik api, kami tetap mengingatkan masyarakat maupun korporasi agar tidak membakar lahan karena suhu terpantau pada kisaran 22 hingga 33 derajat celcius yang dapat memicu titik panas dan kebakaran lahan," kata Kharendra Muiz.
Kharendra Muiz mengatakan cuaca panas terik tersebut terjadi akibat minimnya pertumbuhan awan penghujan. Cuaca panas terjadi sepanjang hari, sehingga menimbulkan panas terik.
"Cuaca panas ini terjadi karena uap air yang ada di atmosfer kurang, sehingga tidak mampu memicu pertumbuhan awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan. Apalagi saat ini berada pada musim kemarau," kata Kharendra Muiz.
Kharendra Muiz mengimbau masyarakat beraktivitas di luar ruangan menjaga kondisi cairan tubuh dari dehidrasi terutama pada siang hari dan memakai pakaian yang melindungi kulit dari sengatan matahari langsung.
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain yang diakibatkan oleh suhu panas udara," kata Kharendra Muiz.
Terkait potensi gelombang laut pesisir timur Aceh, perairan Selat Malaka, Kharendra Muiz menyebutkan untuk tiga hari ke depan terpantau aman untuk kegiatan atau aktivitas pelayaran.
"Saat ini gelombang laut di perairan Selat Malaka berkisar 0,5 hingga satu meter. Kondisi ini aman bagi nelayan untuk melakukan aktivitas pelayaran," kata Kharendra Muiz.*
Baca juga: Satu hektare lahan di Pidie Jaya terbakar di tengah kemarau basah
Baca juga: Lima hektare lahan di Aceh terbakar di tengah musim kemarau
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022