Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih tak sekadar untuk dikibarkan, namun sebagai simbol spirit memperkuat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
"Program Pembagian Bendera Merah Putih diharapkan seluruh rakyat Indonesia semakin kuat menjaga dan mempertahankan NKRI," ujarnya di sela Gerakan Pembagian 10 juta Bendera Merah Putih di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Minggu.
Program tersebut, kata dia, sengaja digelar secara seremoni dan menjadi penting agar terdengar oleh masyarakat bahwa tak sekadar bagi-bagi bendera, lalu disimpan dan dikibarkan begitu saja.
"Tapi yang lebih dari itu adalah arti atau makna. Itu yang terpenting," ucapnya.
Baca juga: Wamendagri tegaskan gerakan 10 juta bendera tak bebankan APBD
Tito Karnavian mengisahkan bagaimana para pejuang dan pahlawan Kemerdekaan RI bertaruh nyawa saat akan mengibarkan Bendera Merah Putih dan di bawah ancaman desingan peluru bangsa penjajah.
Salah satu sejarah di Surabaya, kata dia, menjadi tonggak bangsa Indonesia bisa bertahan dan merdeka sampai saat ini usai peristiwa 10 November 1945 yang mengorbankan para pejuang dari berbagai daerah.
"Diawali dari Perintah Presiden Soekarno pada 31 Agustus 1945 untuk mengibarkan Merah Putih mulai 1 September. Saat itu juga sekutu dari tentara Inggris datang dan diboncengi oleh Belanda untuk kembali menjajah. Hingga peristiwa perobekan Bendera Belanda 19 September 1945 di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit)," katanya.
Baca juga: Moeldoko dukung gerakan tukar bendera lusuh Sedulur Bunda Milenial
"Saat itu, mengibarkan Merah Putih di bawah ancaman peluru penjajah. Nah, kini kita mengibarkan bendera tanpa ada perlawanan dari siapa-siapa. Sekarang ini kita tinggal menikmati buah dari perjuangan para pejuang-pejuang," tuturnya menambahkan.
Pada seremoni Pembagian Bendera Merah Putih, Kemendagri melakukannya di tiga daerah, yaitu Merauke, Banda Aceh, dan Surabaya.
"Merauke dipilih karena daerah paling ujung timur Indonesia, lalu di Banda Aceh di paling barat, sedangkan di Surabaya karena sarat dengan historis," kata Tito.
Pada kesempatan tersebut, Mendagri didampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyerahkan secara simbolis Bendera Merah Putih kepada perwakilan organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dan organisasi kepemudaan tingkat provinsi.
Baca juga: Sleman gencarkan pembagian Merah Putih, sambut HUT RI
Gubernur Khofifah menyampaikan program pembagian bendera merupakan momentum strategis untuk memberi penguatan kepada rakyat tentang keutuhan bangsa.
Pemprov Jatim, lanjut dia, sejak awal Agustus 2022 sudah mencanangkan Program Pembagian 77 Ribu Bendera Merah Putih dan diikuti seluruh daerah se-Jatim.
"Ayo, Merah Putih kita kibarkan. Bentuk pola pikir Merah Putih, hati Merah Putih, dan dengan gerakan Merah Putih," katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan rasa bangga karena gerakan ini dapat menjadi semangat bagi masyarakat untuk memupuk kecintaan terhadap Merah Putih dan NKRI.
"Secara khusus, kehadiran Pak Mendagri dapat menumbuhkan semangat dan kebanggaan. Kami juga sudah mendapat arahan dari Ibu Gubernur Khofifah untuk terus bergerak agar seluruh warga memasang Bendera Merah Putih," ucapnya.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022