• Beranda
  • Berita
  • Pimpin upacara HUT RI di Papua, Bahlil tekankan pentingnya hilirisasi

Pimpin upacara HUT RI di Papua, Bahlil tekankan pentingnya hilirisasi

17 Agustus 2022 11:11 WIB
Pimpin upacara HUT RI di Papua, Bahlil tekankan pentingnya hilirisasi
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (dua kiri) saat memimpin upacara peringatan HUT Ke-77 RI di Tembagapura, Papua, Rabu (17/8/2022). ANTARA/HO-Kementerian Investasi/BKPM/aa.

Pelarangan ini sebagai cara agar hilirisasi dilakukan di dalam negeri sehingga memberikan nilai tambah yang tinggi dan juga menciptakan lapangan kerja

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menekankan peran penting hilirisasi industrialisasi sumber daya alam untuk jadi salah satu pendorong ekonomi.

Hal itu disampaikan Bahlil saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia di Tembagapura, Papua, yang dilaksanakan Rabu pukul 08.00 WIT atau 06.00 WIB.

Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR, Selasa (16/8/2022), Bahlil menjelaskan bahwa salah satu faktor pendorong perekonomian Indonesia saat ini yaitu hilirisasi industri sumber daya alam (SDA).

Pemerintah telah melakukan pelarangan ekspor barang mentah yaitu nikel, dan akan dilanjutkan dengan pelarangan ekspor bauksit pada 2022 dan timah pada 2023 mendatang.

"Pelarangan ini sebagai cara agar hilirisasi dilakukan di dalam negeri sehingga memberikan nilai tambah yang tinggi dan juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Oleh karena itu, Bahlil mengapresiasi langkah PT Freeport Indonesia (PTFI) dalam membangun industri smelter terbesar di dunia yang berlokasi di JIIPE, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Bahlil berharap pembangunan smelter tembaga kedua PT FI ini dapat berjalan sesuai dengan target, yaitu akan selesai pada akhir 2023 dan mulai beroperasi pada bulan Mei 2024. Kementerian Investasi/BKPM pun berkomitmen memberikan dukungan penuh terhadap PT FI dalam merealisasikan rencana investasinya tersebut.

"Harus diingat, PT FI bukan lagi milik asing seperti dahulu. PT FI sudah milik Indonesia. 51 persen sahamnya sudah milik Indonesia. Milik kita semua. Tambang Freeport ini adalah salah satu yang berkelas di dunia. Kalau kita mampu mengelola dengan baik, ini akan memberikan satu bargain posisi tersendiri Indonesia di mata dunia, bahwa kita sebagai anak negeri bisa mengelola sumber daya dalam negeri dengan baik," ungkapnya.

Menurut Bahlil, saat ini hilirisasi industri di Indonesia sudah pada jalur yang benar. Bahlil mengungkapkan bahwa pada tahun 2017 lalu, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok mencapai 18 miliar dolar AS dan di tahun 2021 masih tercatat defisit sebesar 2,5 miliar dolar AS.

Akan tetapi, pada semester I 2022 ini, neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok tercatat surplus sebesar 1 miliar dolar AS dan secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia juga tercatat surplus sebesar 15,55 miliar dolar AS.

Dalam kesempatan ini, Bahlil juga mengingatkan PT FI untuk terus melakukan kolaborasi dengan pengusaha lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar area pertambangan dalam berbagai bentuk kemitraan yang berkelanjutan, sehingga tercipta multiplier effects yang positif dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di daerah.

"Saya ingin menyampaikan dampak investasi harus terasa di daerah. Setiap investasi yang masuk dalam seluruh NKRI harus berkolaborasi dengan pengusaha dan UMKM daerah. Kita harus menjadikan daerah menjadi tuan di negeri sendiri," ucapnya.

Bahlil juga mengungkapkan kebanggaannya sebagai putra daerah yang tumbuh dan berproses di Papua dan dapat mengikuti peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di tanah Papua.

Sesuai dengan tema tahun ini "Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat", Bahlil optimis perekonomian Indonesia akan terus bangkit dari keterpurukannya akibat pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun 2019 lalu.

Melalui momentum Hari Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia, Bahlil mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya warga Papua untuk bersama-sama menumbuhkan semangat kolektif dan kolaboratif.

Persatuan bangsa menjadi modal kuat bagi Indonesia untuk mampu melewati tantangan dan ancaman resesi global, serta bangkit bersama menjadi negara maju.

"Torang Bisa. Merdeka, Merdeka, Merdeka!" tutup Bahlil.

Baca juga: Menteri Bahlil tinjau pabrik pengolahan konsentrat di area Grasberg
Baca juga: Bahlil lepas pengiriman konsentrat tembaga Freeport ke smelter Gresik
Baca juga: Pemerintah telah cabut 2.065 izin usaha pertambangan tidak produktif

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022