Tidak boleh dianggap menjadi beban bagi negara
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia merupakan waktu yang tepat untuk mewujudkan penduduk lanjut usia (lansia) yang berkualitas tangguh, mandiri dan produktif.
“Lansia adalah bagian dari populasi kita, bagian dari populasi penduduk Indonesia. Tidak boleh dianggap menjadi beban bagi negara atau beban bagi usia produktif,” kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti saat ditemui usai acara wisuda di Jakarta, Kamis.
Nopian menekankan bahwa lansia juga memiliki hak untuk mengembangkan dan mengasah bakat yang dimiliki agar semakin berkualitas, serta kesempatan untuk belajar dalam lingkungan yang lebih luas.
Peringatan hari Kemerdekaan Indonesia pada Rabu (17/8), seharusnya dimaknai sebagai momentum untuk mewujudkan salah satu cita-cita bangsa dalam pembangunan kependudukan yakni menciptakan lansia tangguh, mandiri, produktif dan bermartabat.
Baca juga: Dedi Mulyadi borong bendera dari pasangan lansia
Baca juga: Veteran kemerdekaan jadi tamu kehormatan parade HUT ke-77 RI di Ubud
Guna membangun lansia yang tangguh serta pulih dengan cepat dan bangkit lebih kuat setelah adanya pandemi COVID-19, BKKBN berupaya memenuhi hak tersebut dengan membuka sekolah lansia di sejumlah daerah bersama dengan para mitra.
Melalui sekolah yang dikategorikan ke dalam pendidikan informal itu, para lansia dapat memperluas wawasan melalui kegiatan berkumpul, renungan diri, berbagi ilmu dan menjalankan aktivitas yang ada di masyarakat. Para lansia juga diberikan materi yang terkait dengan teknologi informasi agar bisa melihat dan mendengar kondisi dunia, serta terus berkarya melalui bakat-bakat yang mereka miliki.
Menurut Nopian, dengan diberikannya tugas untuk mengawal seluruh siklus kehidupan manusia, BKKBN akan terus memastikan agar sekolah lansia terus berkembang, sehingga banyak lansia dapat mengikuti kelas dan meningkatkan kemampuan dirinya.
Dengan demikian, dirinya berharap semua pihak mau bergotong royong membantu setiap lansia menjadi lebih produktif dan memberikan dampak baik bagi keluarga juga lingkungannya.
“Kita harus siapkan, jangan sampai jumlah populasi lansia ini sangat tinggi, tetapi kita tidak siap. Usia boleh tua, tapi semangat tetap muda, usai boleh tua, tetapi tetap sehat, tetap bisa berkarya, bisa produktif dan tetap bisa bermartabat ini yang harus kita dorong,” ucap Nopian.
Sebelumnya, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengatakan peningkatan yang signifikan terjadi pada proporsi lansia usia 60 tahun ke atas dari 7,59 persen pada tahun 2010 menjadi 9,78 persen pada tahun 2020 berdasarkan data BPS tahun 2021.
Hal itu membawa Indonesia memasuki masa transisi menuju era penuaan penduduk (ageing population).
Dengan demikian, untuk menciptakan ketahanan demografi melalui lansia tangguh sekaligus mencegah beban tanggungan yang semakin membesar pada usia produktif, penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lansia dan menguatkan peran keluarga dalam mendampingi lansia tangguh, katanya.
Penting pula meningkatkan status kesehatan penduduk lansia akan memungkinkan mereka untuk tetap bekerja setelah memasuki masa pensiun sehingga tetap produktif di usia tua.
Untuk mendukung produktivitas ekonomi penduduk lansia, perlu adanya dukungan dari semua pihak terhadap pelayanan kesehatan penduduk lansia, sarana dan prasarana yang memadai kebutuhan lansia, keterampilan penduduk lansia dan keterbukaan lapangan kerja yang sesuai dengan kondisi lansia.
Baca juga: Jadi inspektur upacara HUT RI, veteran Kediri ceritakan perjuangan
Baca juga: Veteran Lampung: Penerapan nilai kebersamaan jaga ketangguhan bangsa
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022