"Kolaborasi lintas sektor saya kira menjadi kunci kita bersama, Kemendikbud Ristek, Kemenag, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PPPA, Kemendes PDTT, Kementerian Kesehatan, Kemenkominfo, Sekretariat Kabinet (untuk sukseskan BIAN)," kata Agus dalam webinar bertajuk "Imunisasi Anak, Anak Terlindungi Untuk Indonesia Sehat", yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Kemenko PMK: Anak-anak fase terpenting imunisasi cegah penyakit
Agus juga mengajak para pemangku kepentingan terkait untuk bersama-sama mengadvokasi masyarakat mengenai pentingnya memanfaatkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
"Ayo kita mengadvokasi mereka (orang tua yang anaknya) yang masih belum (mendapat imunisasi) untuk bisa mengikuti imunisasi pada BIAN ini," tuturnya.
Baca juga: Anak baru sembuh dari COVID-19 boleh divaksin campak rubela
Pemerintah mengadakan Bulan Imunisasi Anak Nasional untuk mengejar cakupan pemberian imunisasi anak yang rendah akibat relaksasi pelayanan kesehatan selama masa pandemi COVID-19.
BIAN tahap 1 mulai 22 Mei 2022 yang mencakup provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, seluruh provinsi di Pulau Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua.
Baca juga: Sepekan, Vaksinasi PMK hingga Bulan Imunisasi Anak Nasional
Sedangkan tahap 2 mulai Agustus 2022 yang mencakup DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan D.I. Yogyakarta.
Bila ketertinggalan cakupan imunisasi ini tidak segera dikejar, akan terjadi peningkatan penyakit dan kejadian luar biasa.
Baca juga: Dinkes catat 48 ribu anak Jakarta sudah divaksin Campak Rubela
"Kalau kita tidak segera kejar, kita lengkapi imunisasi vaksin, nanti bisa timbul penyakit-penyakit yang dulu sudah enggak ada, muncul lagi, misalnya difteri, campak, rubella, hepatitis," jelasnya.
Baca juga: Bulan Imunisasi Anak Nasional 2022 di Depok sasar 174.165 anak
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022