Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta menyebutkan, Festival Musikal Indonesia (FMI) yang digelar mulai Sabtu bertujuan untuk membangkitkan ekonomi kreatif.
FMI yang bisa ditonton gratis itu merupakan kolaborasi Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek RI serta Yayasan Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) berlangsung di Ciputra Artpreneur pada 20-21 Agustus 2022.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif(Disparekraf) DKI Jakarta, Andhika Permata dalam keterangannya mengatakan aktivitas seni pertunjukan yang intens dan terus dilakukan akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi kreatif.
"Bukan hanya bagi pelaku seni pertunjukan, tapi juga memberikan manfaat ekonomi secara keseluruhan, terutama pendapatan dalam sektor pariwisata," katanya.
Baca juga: Festival Musikal Indonesia sajikan kisah sejarah
Menurut Andhika, seni pertunjukan dan musik adalah bagian dari 17 sub-sektor ekonomi kreatif yang diidentifikasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan sangat potensial untuk dikembangkan.
Karena itu, pemerintah dapat menjadikan momentum ini untuk terus membuat kebijakan yang saling bersinergi serta menjadi fasilitator yang mendukung ruang pentas para seniman.
Selain itu, Andhika menambahkan, dinamika seni pertunjukan musikal di Jakarta harus terus dihidupkan.
Tema yang diambil dalam FMI kali ini adalah "Sejarah Indonesia". Hal ini untuk mengingatkan kembali kepada para generasi muda bahwa Indonesia memiliki sejarah seni musikal yang panjang.
Penonton disuguhkan dengan pertunjukan musikal selama 30 menit yang berlangsung selama dua hari.
Sebanyak tujuh komunitas musikal di Indonesia yang tampil di antaranya adalah Artswara, EKI Dance Company, FlodanzSoka, Jakarta Movin, Kampus Betawi, Swargaloka dan Teman Production.
Baca juga: Festival Musikal Indonesia diharapkan jadi wadah kebaruan seni budaya
Adapun cerita-cerita sejarah Indonesia yang diangkat dalam FMI adalah Tjut Nya’ Dien, Ken Dedes, Teka Iku Flores Timur, 9 Sembilu (9 Perempuan Rembang), Blood Brothers, Sultan Agung dan Bhinneka Tunggal Ika.
Selain itu, Festival Musik Indonesia juga menghadirkan Gigi Art of Dance, Jakarta Musical Crew, Jakarta performing Arts Community, ASKARA dan Yayasan Prima Unggul yang bermain di panggung karya (showcase) pertunjukan dari sejumlah komunitas dan sanggar di luar penampil utama.
Kegiatan lainnya termasuk pameran musikal Indonesia dan seminar mengenai musikal. FMI turut menyediakan gerai kuliner untuk pengunjung dan pemasaran bagi komunitas musikal.
FMI diharapkan menjadi festival musikal tahunan berstandar internasional yang menghasilkan karya dan mendapat tempat di hati masyarakat serta dapat bersaing di pentas global.
Ke depannya juga diharapkan dapat menghadirkan gelaran penghargaan untuk insan seni pertunjukan atau musikal.
Baca juga: Festival Musikal Indonesia bakal digelar pada 20-21 Agustus
FMI yang bisa ditonton gratis itu merupakan kolaborasi Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek RI serta Yayasan Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) berlangsung di Ciputra Artpreneur pada 20-21 Agustus 2022.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif(Disparekraf) DKI Jakarta, Andhika Permata dalam keterangannya mengatakan aktivitas seni pertunjukan yang intens dan terus dilakukan akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi kreatif.
"Bukan hanya bagi pelaku seni pertunjukan, tapi juga memberikan manfaat ekonomi secara keseluruhan, terutama pendapatan dalam sektor pariwisata," katanya.
Baca juga: Festival Musikal Indonesia sajikan kisah sejarah
Menurut Andhika, seni pertunjukan dan musik adalah bagian dari 17 sub-sektor ekonomi kreatif yang diidentifikasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan sangat potensial untuk dikembangkan.
Karena itu, pemerintah dapat menjadikan momentum ini untuk terus membuat kebijakan yang saling bersinergi serta menjadi fasilitator yang mendukung ruang pentas para seniman.
Selain itu, Andhika menambahkan, dinamika seni pertunjukan musikal di Jakarta harus terus dihidupkan.
Tema yang diambil dalam FMI kali ini adalah "Sejarah Indonesia". Hal ini untuk mengingatkan kembali kepada para generasi muda bahwa Indonesia memiliki sejarah seni musikal yang panjang.
Penonton disuguhkan dengan pertunjukan musikal selama 30 menit yang berlangsung selama dua hari.
Sebanyak tujuh komunitas musikal di Indonesia yang tampil di antaranya adalah Artswara, EKI Dance Company, FlodanzSoka, Jakarta Movin, Kampus Betawi, Swargaloka dan Teman Production.
Baca juga: Festival Musikal Indonesia diharapkan jadi wadah kebaruan seni budaya
Adapun cerita-cerita sejarah Indonesia yang diangkat dalam FMI adalah Tjut Nya’ Dien, Ken Dedes, Teka Iku Flores Timur, 9 Sembilu (9 Perempuan Rembang), Blood Brothers, Sultan Agung dan Bhinneka Tunggal Ika.
Selain itu, Festival Musik Indonesia juga menghadirkan Gigi Art of Dance, Jakarta Musical Crew, Jakarta performing Arts Community, ASKARA dan Yayasan Prima Unggul yang bermain di panggung karya (showcase) pertunjukan dari sejumlah komunitas dan sanggar di luar penampil utama.
Kegiatan lainnya termasuk pameran musikal Indonesia dan seminar mengenai musikal. FMI turut menyediakan gerai kuliner untuk pengunjung dan pemasaran bagi komunitas musikal.
FMI diharapkan menjadi festival musikal tahunan berstandar internasional yang menghasilkan karya dan mendapat tempat di hati masyarakat serta dapat bersaing di pentas global.
Ke depannya juga diharapkan dapat menghadirkan gelaran penghargaan untuk insan seni pertunjukan atau musikal.
Baca juga: Festival Musikal Indonesia bakal digelar pada 20-21 Agustus
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022