"Lagu ini bercerita tentang seseorang yang di beri harapan palsu. Padahal seseorang itu sudah menunjukkan ketulusannya dan berharap bisa menjalin hubungan dengan dia. Namun ternyata dia lebih memilih orang lain," kata Igan dalam keterangan pers, Jumat.
Baca juga: Yowha rilis ulang single kolaborasi bersama Clevt berjudul "Go Blind"
Lebih lanjut, Igan mengatakan kisah di balik lagu ini terinspirasi dari pengalaman pribadi. Katanya, lagu ini mengambil kisah tentang dirinya yang sempat diberikan harapan palsu hingga akhirnya ditinggalkan tanpa ada kabar.
"Saat itu aku lagi dekat sama seseorang. Kita memang belum pacaran tapi udah kayak orang pacaran. Dia udah kasih lampu hijau lah istilahnya. Tapi seiring berjalannya waktu dia tidak ada kabar. Dan akhirnya dia bilang kalau dia sudah dengan yang lain," ungkap Igan.
Lagu ini diproduseri oleh Andre Lizt dan dipandu oleh vocal director Dennis Nussy. Proses rekaman lagu pop ballad tersebut tidak memakan waktu lama.
Baca juga: Festival Musikal Indonesia untuk bangkitkan ekonomi kreatif
"Proses rekaman kami berdua juga seru banget. Karena kak Dennis (vocal director) punya banyak ide yang 'out of the box' for our vocals. Jadi aku dan Igan juga merasa senang karena bisa explore banyak banget," kata Elvan.
"Kalau di aku tantangan saat rekaman ada di nada-nada tinggi bagian akhir. Cukup sulit tapi setelah beberapa kali pengulangan, akhirnya bisa mencapai nada tersebut dan hasilnya memuaskan," imbuh Igan.
Keduanya berharap "Jangan Kau Beri Harapan" bisa diterima oleh seluruh pendengar musik di Indonesia. "Semoga pesan di lagu ini bisa tersampaikan kepada pendengar yang mungkin relate juga dan mengobati hati pendengar lagu ini," tutup Igan.
Sementara itu, lagu yang dirilis melalui Warner Music Indonesia ini sudah bisa dinikmati di berbagai platform musik digital di Indonesia.
Baca juga: Cara TikTok sambut HUT ke-77 RI
Baca juga: Misellia kisahkan proses manisnya jatuh cinta dalam single "Diam Diam"
Baca juga: Will Mara rilis "Safe Flight" terinspirasi dari suasana bandara
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022