"Yang dikerjakan INKA dalam membuat bus listrik di sini menjadi cikal bakal, karena Indonesia ke depan pasti membutuhkan transportasi berbasis EV "electrical vehicle", baik kereta maupun bus," ujar Wamen Kartika saat berkunjung ke PT INKA menyaksikan penandatanganan kerja sama PT INKA dengan PT VKTR Teknologi Mobilitas di Madiun, Senin.
Menurutnya, dengan besarnya sumber daya nikel di Indonesia yang merupakan bahan utama pembuatan baterai, tidak menutup kemungkinan PT INKA bisa memproduksi kendaraan listrik dengan TKDN hingga 90 persen bahkan 100 persen.
"Kita kerja sama dengan swasta, Bakrie Otoparts bisa membuat gardan, "steering", atau dinamo, dan komponen lainnya. Ini awal dari kebangkitan "manufacturing" Indonesia untuk membangun ekosistem EV berbasis transportasi publik," kata dia.
Kementerian BUMN sangat intens berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mendorong meningkatkan TKDN atau komponen lokal dalam kendaraan listrik tersebut.
"Ke depan, kita berharap seluruh transportasi publik di Indonesia, di kota-kota besar bertahap berpindah menggunakan EV produksi dalam negeri," katanya.
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro mengatakan saat ini kandungan komponen lokal atau TKDN bus listrik produksi PT INKA sudah mencapai 56 persen.
"Tipe pertama (E-Inobus) TKDN kita 42 persen. Lalu, kami kerja sama dengan Dikti untuk Bus Merah Putih sudah naik menjadi 56 persen, karena baterainya lokal, dirakit di sini," kata Budi Noviantoro.
Ia menilai, dengan menggandeng PT VKTR Teknologi Mobilitas yang merupakan anak usaha Bakrie Group tersebut, pihaknya optimistis TKDN bus listrik INKA bisa naik 90 persen hingga 100 persen.
"Kalau gardan, steering, bisa diproduksi di Indonesia, TKDN-nya bisa 100 persen. Itu karena baterai sudah kita kuasai," katanya.
Presdir dan CEO PT Bakrie and Brothers Anindya Bakrie mengaku siap untuk bekerja sama membangkitkan ekosistem manufaktur transportasi listrik dalam negeri.
"Ekosistem EV sangat identik dengan manufaktur. Untuk meningkatkan TKDN kami ingin mencoba membangkitkan manufaktur Indonesia dan sangatlah mungkin kita mulai dari PT INKA di Madiun ini," katanya.
Dalam kunjungannya ke PT INKA, selain menyaksikan penandatanganan kerja sama, Wamen Kartika bersama rombongan juga mencoba mengendarai bus ramah lingkungan itu di Jalan Lingkar Kota Madiun.
Ia menilai akselerasi dan kenyamanan suspensi dari bus listrik INKA sudah baik, kuat, dan ringan serta telah lulus Sertifikat Uji Tipe (SUT). Sesuai rencana, bus listrik tersebut akan digunakan dalam kegiatan G20 di Bali nanti.
Baca juga: Wamen BUMN lihat progres pengerjaan bus listrik INKA di Madiun
Baca juga: Wamen BUMN sebut pandemi percepat berbagai perubahan di Indonesia
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022