• Beranda
  • Berita
  • Angka kesakitan DBD di Pasar Rebo tertinggi di Jakarta Timur

Angka kesakitan DBD di Pasar Rebo tertinggi di Jakarta Timur

1 September 2022 20:27 WIB
Angka kesakitan DBD di Pasar Rebo tertinggi di Jakarta Timur
Arsip Foto - Petugas melakukan pengasapan (fogging) di permukiman warga di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (10/3/2022). Pengasapan yang dilakukan Kelurahan Cibubur tersebut untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti guna mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di kawasan permukiman. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.
Angka kesakitan atau "incidence rate" (IR) demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Pasar Rebo menjadi yang paling tinggi di Jakarta Timur dan menjadi perhatian serius pihak kecamatan setempat.

Camat Pasar Rebo, Mujiono mengatakan. tingginya angka kesakitan DBD di wilayahnya yang mencapai 10,78 karena sejumlah faktor seperti jumlah penduduk.

"IR memang tinggi, walaupun dari jumlah kasus tidak tertinggi. Kelurahan Baru dan Kelurahan Cijantung karena jumlah penduduknya yang relatif sedikit. Ini faktor pertama," kata Mujiono di Jakarta, Kamis.

Mujiono menambahkan, faktor lain yang menyebabkan tingginya angka kesakitan DBD di wilayahnya karena faktor cuaca.

"Faktor kedua seringnya hujan bergantian panas serta sebaliknya secara cepat juga menjadikan lebih cepat perkembangan jentik (nyamuk aedes aegypti)," ujar Mujiono.

Namun dia mengatakan, tingginya angka kesakitan bukan berarti jumlah kasus pada satu wilayah paling banyak, karena dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk dalam satu wilayah dalam kurun waktu tertentu.

Baca juga: Tujuh kecamatan di Jakarta Timur rawan DBD

Kecamatan yang jumlah kasusnya tinggi namun jumlah penduduknya lebih banyak dapat memiliki kecepatan angka kesakitan lebih rendah dibanding wilayah lain.

Faktor ketiga karena masih terdapat banyak lahan kosong dibanding wilayah lain yang lebih padat penduduk. "Hal ini jadi tempat ideal nyamuk aedes aegypti berkembang biak," kata Mujiono.

Untuk faktor keempat, kata dia, karena ada sejumlah warga yang secara catatan kependudukan warga Kecamatan Pasar Rebo tapi sudah pindah domisili ke wilayah lain.

Meski angka kesakitan DBD tinggi, namun Mujiono menampik bila hal itu akibat program juru pemantau jentik (Jumantik) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di permukiman tidak berjalan baik.

"PSN minimal pada hari Selasa dan Jumat. Gerakan satu rumah satu kader Jumantik juga berjalan. Saya dkk biasanya Jumat gowes sambil mampir para kader Jumantik PSN," kata Mujiono.

Baca juga: Sudin Kesehatan Jaktim ajak warga jadi jumantik di rumah sendiri

Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Timur mencatat angka kesakitan DBD di Pasar Rebo paling tinggi di antara 10 kecamatan.

Berdasarkan data kasus pada minggu ke-33 tahun 2022 sampai 26 Agustus kecepatan angka kesakitan DBD di Pasar Rebo tercatat 10,78.

Berdasar data yang dirilis Pemerintah Kota 
(Pemkot) Jakarta Timur jumlah kasus DBD di Pasar Rebo sebanyak 260 kasus.

Untuk perbandingan kecepatan angka kesakitan di wilayah lain seperti Kecamatan Matraman tercatat 7,88 dengan jumlah kasus 120. Sedangkan di Kecamatan Jatinegara tercatat 6,13 dengan jumlah kasus 136 dan di Kecamatan Cipayung tercatat 5,94 dengan jumlah 119 kasus.

Selanjutnya untuk Kecamatan Ciracas kecepatan angka kesakitan DBD 5,46 dengan jumlah 153 kasus. Di Kecamatan Cakung 4,27 dengan jumlah kasus 336.

Untuk wilayah Kecamatan Kramat Jati kecepatan angka kesakitan DBD 3,82 dengan jumlah kasus 129. Sedangkan di Kecamatan Duren Sawit 3,40 dengan jumlah kasus 266.

Kemudian kecepatan angka kesakitan DBD di Kecamatan Makasar 2,70 dengan jumlah kasus 69 dan di Kecamatan Pulogadung 1,30 dengan jumlah kasus 103.
 

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022