Dalam kutipan wawancaranya dengan CNN Portugal, Fransiskus ditanya tentang rencana yang dia umumkan sebelumnya tentang kunjungan ke Rusia dan Ukraina untuk mendorong dialog guna mengakhiri permusuhan kedua negara tersebut, menyusul perjalanannya baru-baru ini ke Kanada.
"Sekarang saya tidak bisa pergi karena setelah perjalanan ke Kanada ada sedikit kemunduran dengan pemulihan lutut, dan dokter melarang dengan mengatakan 'Anda tidak bisa pergi ke Kazakhstan'," katanya, Senin.
Meskipun demikian, Fransiskus mengatakan dia terus menjalin komunikasi dan mengikuti perkembangan situasi yang disebutnya "tragis" antara Rusia dan Ukraina.
Namun, dia mengaku percaya "sesuatu dapat dilakukan".
"Saya selalu percaya bahwa dengan berdialog, kita maju," ujar Paus.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Reuters pada Juli, Paus mengatakan dia ingin mengunjungi Kiev tetapi juga ingin pergi ke Moskow untuk mendorong perdamaian.
Dia kemudian mengatakan kepada Reuters bahwa dia menderita "patah tulang kecil" di lutut ketika salah melangkah saat ligamen meradang.
Fransiskus dijadwalkan berada di ibu kota Kazakhstan, Nur-Sultan, untuk menghadiri Kongres VII Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional.
Dia secara tersirat menuduh Rusia melakukan "penaklukan bersenjata, ekspansionisme, dan imperialisme" di Ukraina.
Vatikan baru-baru ini harus mengulangi kecamannya terhadap perang untuk memperbaiki hubungan yang tegang dengan Ukraina, setelah Paus membuat marah Kiev karena menyebut tokoh ultra-nasionalis Rusia Darya Dugina, yang terbunuh oleh bom mobil di dekat Moskow, sebagai korban perang yang tidak bersalah.
Sumber: Reuters
Baca juga: Taiwan kirim utusan khusus ke upacara beatifikasi mantan paus
Baca juga: Vatikan mencoba perbaiki hubungan dengan Ukraina setelah komentar Paus
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022