"MIHAS kembali lagi tahun ini, lebih besar lagi dari sebelumnya," kata CEO MATRADE Datuk Mohd Mustafa Abdul Aziz, dalam acara temu media, di Kuala Lumpur, Selasa.
MIHAS 2022 merupakan pameran produk halal edisi ke-18.
Berbeda dari MIHAS 2021 yang digelar secara virtual, MIHAS tahun ini digelar secara hibrida, yaitu menggabungkan format pameran yang digelar secara luring maupun daring.
Mustafa mengatakan bahwa MIHAS telah berkembang dan memosisikan diri menjadi pameran halal terbesar di dunia, sekaligus platform yang menghubungkan produsen produk halal Malaysia dan pembeli dari seluruh dunia.
Global Islamic Economic Indicators memprediksi bahwa pasar halal global akan berkembang dari 2,09 triliun dolar AS (sekitar Rp31,1 triliun) pada 2021 menjadi hampir 3,27 triliun dolar (sekitar Rp48,6 triliun) pada 2028.
"Ini merupakan indikasi adanya potensi yang sangat besar dan kesempatan yang luas di dalam pasar halal global," kata Mustafa.
Tidak hanya makanan dan minuman, produk halal yang dipamerkan dalam acara MIHAS mencakup 12 segmen lainnya, antara lain jasa dan penyedia solusi digital, kosmetik dan produk perawatan, mode, teknologi makanan, farmasi, rekreasi dan media.
Selain itu ada e-commerce, keuangan syariah, wisata, waralaba, pendidikan, serta seni dan kerajinan Islam.
MIHAS juga akan menampilkan lebih dari 1.300 stan, yang tercatat melampaui target awal. Indonesia, Kuwait, Thailand, Afrika Selatan, dan Palestina merupakan lima negara teratas peserta pameran.
Secara keseluruhan, MIHAS 2022 menarik peserta internasional dari 30 negara lebih.
Baca juga: RI-Malaysia-Thailand cetak ribuan UKM Halal berorientasi ekspor
Baca juga: Produk halal Indonesia makin dikenal di pasar ekspor
Upaya mendongkrak pasar produk halal
Pewarta: Katriana
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022