Tim tertua serta paling sukses di Formula 1 itu, satu-satunya yang masih eksis hingga saat ini sejak kejuaraan dunia itu bermula pada 1950, belum pernah memenangi gelar lagi sejak 2008.
Mereka tampil kuat pada awal musim ini, ketika Charles Leclerc memenangi dua dari tiga balapan pertama, tapi sejak itu didera rentetan kesalahan strategi dan pebalap mereka sendiri, serta masalah teknis di balapan.
Leclerc tiba di Monza pada akhir pekan ini menempati posisi kedua klasemen namun tertinggal 109 poin dari pebalap tim Red Bull Max Verstappen dengan tujuh balapan tersisa. Rekan satu timnya, Carlos Sainz di peringkat lima, terpaut 26 poin dari sang pebalap Monako.
Binotto pun menjadi bulan-bulanan media, beberapa di antaranya mempertanyakan posisinya tapi Elkann membelanya.
"Puas? Tidak, karena saya rasa Anda selalu bisa melakukan yang lebih baik. Tapi saya percaya bahwa menaruh keyakinan kepada Binotto dan timnya adalah keputusan yang tepat dan telah membuahkan hasil," kata Elkann kepada Gazzetta dello Sport seperti dilansir AFP.
"Berkat dia kami telah kembali kompetitif."
Ferrari gagal tampil garang karena dinodai oleh sejumlah blunder di balapan.
Baca juga: Leclerc klaim pole Grand Prix Italia untuk Ferrari
Baca juga: Leclerc antisipasi Ferrari sulit bersaing di Monza
Di GP Belanda pekan lalu, Ferrari tampil kacau di depan garasi mereka sendiri saat menjalani pitstop yang berantakan dengan "unsafe release" serta keputusan strategi yang menjadi bumerang.
Pitstop pertama yang buruk membuat Carlos Sainz geram setelah dipaksa berdiam diri selama 12 detik karena kru Ferrari mencari ban belakang kiri yang tepat.
Binotto mengatakan Ferrari telah melakukan pengembangan yang sangat besar terhadap mobil mereka dalam hal performa dari musim lalu, namun mengatakan reliabilitas yang buruk membuat mereka kehilangan sejumlah peluang kemenangan.
"Dan untuk bisa menjadi juara, Anda harus punya daya tahan yang baik. Pastinya kami sadar masih ada beberapa ruang untuk perbaikan yang dibutuhkan untuk menjadi juara... Kami semua bekerja keras agar itu dapat tercapai sesegera mungkin," kata Binotto.
Elkann sependapat dengan apa yang diutarakan Binotto.
"Itulah kenapa saya yakin sebelum 2026 Ferrari akan sekali lagi memenangi titel konstruktor dan pebalap," kata Elkann.
Elkann adalah chief executive dari perusahaan holding Exor milik keluarga Agnelli, yang juga memegang kendali tim Serie A Juventus.
Tim Italia itu membuka laga Liga Champions pada pekan ini dengan kekalahan 1-2 atas Paris St.Germain tapi Elkann membela pelatih Massimiliano Allegri yang ia yakini mampu membuat tim menang lagi.
Baca juga: Hamilton terkena penalti grid karena power unit baru di Monza
Baca juga: Statistik Grand Prix Italia di Monza
Baca juga: De Vries gantikan Vettel di FP1 Grand Prix Italia
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022