Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap jumlah emiten atau perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang meraih profit tiap tahunnya terus meningkat seiring dengan pulihnya perekonomian nasional.Kami berharap peningkatan ini terus dapat berlangsung secara berkelanjutan sehingga pasar modal Indonesia benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia
Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal 2B OJK Ona Retnesti Swaminingrum saat pembukaan Public Expose Live 2022 di Jakarta, Senin, mengatakan saat ini kinerja emiten sudah mengalami peningkatan dibandingkan kinerja saat pandemi pada 2020 lalu.
Jumlah emiten yang membukukan laba tahun berjalan berdasarkan Laporan Keuangan Tahunan (LKT) 2019 sebanyak 553 emiten atau 75,4 persen dari keseluruhan emiten. Sedangkan untuk LKT 2020 akibat pandemi COVID-19, kinerja emiten yang membukukan laba tahun berjalan turun menjadi 475 emiten setara 61,6 persen dari keseluruhan emiten.
Namun demikian, lanjut Ona, dengan kondisi perekonomian yang semakin membaik, kinerja emiten yang membukukan laba tahun berjalan berdasarkan LKT 2021 telah mengalami peningkatan menjadi 577 emiten atau 74,07 persen dari keseluruhan emiten.
"Kami berharap peningkatan ini terus dapat berlangsung secara berkelanjutan sehingga pasar modal Indonesia benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Dengan semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan, diharapkan kebutuhan pendanaan industri menjadi terpenuhi dan semakin banyak pelaku usaha menjalankan tata kelola yang baik sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia secara keseluruhan," ujar Ona.
Ona menyampaikan kinerja pasar modal hingga 31 Agustus 2022, IHSG tercatat menguat 3,07 persen (month to date) ke level 7.178,59, lebih baik dibandingkan kinerja indeks saham 11 peer countries regional.
Penghimpunan dana melalui penawaran umum perdana, penawaran umum terbatas, maupun penawaran umum obligasi dan berkelanjutan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan dari Rp165,9 triliun selama 2018 menjadi Rp363,29 triliun selama 2021.
Sedangkan pada periode 1 Januari hingga 31 Agustus 2022, penghimpunan dana melalui penawaran umum sudah mencapai Rp168,73 triliun.
"Selain itu, perkembangan jumlah emiten juga mengalami peningkatan yang sangat baik, Pada 2018 jumlah emiten yaitu sebanyak 702 emiten, sedangkan per 31 Agustus mencapai 900 emiten," kata Ona.
Terkait gelaran Public Expose Live yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), OJK menilai kegiatan tersebut positif dan perlu semakin ditingkatkan pada masa mendatang.
"Saat ini jumlah investor kita sudah mencapai lebih dari 9 juta. Jumlah pemegang saham perusahaan terbuka meningkat sangat signifikan. Apabila jumlah pemegang saham mencapai puluhan ribu, penyelenggaraan kegiatan terkait pemenuhan hak-hal investor tidak bisa lagi dilakukan secara fisik namun harus secara online. Oleh karena itu, Public Expose Live merupakan kegiatan yang sangat baik dan perlu ditingkatkan di masa depan," ujar Ona.
Public Expose Live 2022 diadakan secara virtual selama lima hari, yaitu dari 12 sampai dengan 16 September 2022. Sebanyak 54 perusahaan tercatat berpartisipasi menyampaikan pemaparan kinerja dan rencana kepada publik.
Baca juga: Dirut BEI harap Pubex Live tingkatkan kepercayaan terhadap pasar modal
Baca juga: BEI: Jumlah perusahaan tercatat di BEI capai angka unik 777
Baca juga: 17 emiten BEI masuk dalam daftar pemantauan khusus
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022