Produk inovasi Pupuk Indonesia Grup berhasil meningkatkan produktivitas tanaman kentang di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, hingga 36 persen melalui demonstration plot (demplot) PT Petrokimia Gresik, yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero).Semoga kegiatan ini menjadi salah satu momentum bagi petani Indonesia untuk meningkatkan daya saing untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional
"Pupuk Indonesia Grup selalu memberikan inovasi dalam pengembangan produk dan layanan serta berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan salah satunya melalui penyediaan pupuk nonsubsidi Phosgreen dan ZA Plus yang mampu meningkatkan produktivitas pertanian khususnya pada tanaman kentang," kata Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
PT Petrokimia Gresik melakukan demplot pupuk Petro ZA Plus dan Phosgreen pada budi daya bibit kentang di Kabupaten Karo.
Selain demonstrasi pemupukan, Petrokimia Gresik juga melakukan uji tanah kepada petani agar para petani mengetahui unsur hara tanah dalam menentukan rekomendasi pemupukan yang tepat sesuai spesifikasi lokasi.
Selain itu, Petrokimia Gresik juga memberikan kawalan untuk pengendalian hama.
Dari hasil demplot, jumlah rata-rata umbi per tanaman kentang sebanyak 26 umbi dengan bobot sekitar 1,39 kilogram, sehingga estimasi total panen mencapai 30 ton per hektare.
Sedangkan, pada budi daya petani sebelumnya hanya diperoleh rata-rata ubi per tanaman seberat 1 kg atau estimasi total panen sekitar 22 ton per hektare. Artinya, ada peningkatan produktivitas sekitar 8 ton per hektare.
"Saya berharap budi daya demplot yang telah kita laksanakan selama 3,5 bulan ini dapat diduplikasi oleh petani kentang lain di Kabupaten Karo, maupun petani di Sumatera Utara, sehingga manfaat dari produk terbaik Petrokimia Gresik ini dapat menjangkau lebih luas lagi, dan mampu mendorong pertumbuhan perekonomian daerah," kata Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo.
Dwi menjabarkan rekomendasi pemupukan untuk hasil panen kentang 30 ton per hektare pada demplot di lahan seluas 0,2 hektare antara lain Petro ZA Plus (100 kg), Phosgreen (100 kg), NPK Phonska Plus (200 kg), ZK (50 kg), dan Petroganik (400 kg).
Petrokimia Gresik merinci kandungan Petro ZA Plus berupa Nitrogen 21 persen, Sulfur 24 persen, dan Zinc 1.000 ppm yang mampu memacu pertumbuhan jumlah anakan, tinggi tanaman, jumlah daun dan menjadikan warna daun tampak lebih hijau.
Selain itu juga meningkatkan mutu hasil panen dengan memperbaiki warna, aroma, rasa, dan besar buah/umbi, serta menjadikan tanaman lebih tahan terhadap serangan hama atau penyakit.
Sedangkan, kandungan pupuk Phosgreen adalah Fosfat dan Kalsium masing-masing minimal 20 persen dan Magnesium minimal 3 persen yang berfungsi memacu pertumbuhan akar, pembentukan bunga, serta meningkatkan ketahanan hasil panen, sehingga mengurangi penyusutan selama penyimpanan.
Pupuk tersebut juga diperkaya dengan tambahan unsur hara Sulfur yang dapat meningkatkan mutu hasil panen.
Gusrizal mengatakan Pupuk Indonesia Grup juga mengimplementasikan sistem digitalisasi dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap petani. Sistem digital yang diterapkan BUMN sektor pupuk ini antara lain Retail Management System (RMS) atau aplikasi Rekan, hingga Distribution Planning Center System (DPCS).
"Semoga kegiatan ini menjadi salah satu momentum bagi petani Indonesia untuk meningkatkan daya saing untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional," kata Gusrizal.
Baca juga: Pupuk Indonesia manfaatkan limbah batu bara untuk pupuk
Baca juga: Pupuk Indonesia perkuat inovasi untuk tingkatkan daya saing perusahaan
Baca juga: Pupuk Indonesia pacu budaya inovasi, dorong transformasi perusahaan
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022