"Nusa Tenggara Timur masuk dalam tujuh provinsi dengan angka kasus stunting tinggi. Kita beri edukasi, sehingga bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah," kata Asisten Teritorial Panglima TNI Mayjen TNI Purwo Sudaryanto dalam kegiatan Road Show Dharma Pertiwi Percepatan Penurunan Stunting di Labuan Bajo, Kamis.
Dalam kunjungan kerja itu, Ketua Umum Dharma Pertiwi Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Andika Perkasa didampingi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengunjungi para akseptor KB di RSUD Komodo Labuan Bajo. Di tempat tersebut tersedia layanan KB gratis yang mencakup metode operasi wanita (MOW), IUD, dan implan.
Baca juga: BKKBN: TNI berperan sosialisasikan KIE gizi guna tekan balita kerdil
Setelah itu, Hendrati Andika Perkasa bersama rombongan melakukan sosialisasi Pekarangan Pangan Lestari, demo masak, pemberian bantuan sosial, dan pemberian bingkisan makanan tambahan bernutrisi kepada ibu hamil dan baduta (bayi di bawah dua tahun).
Purwo mengatakan NTT memiliki kekayaan alam khususnya kelor dan ikan yang menjadi sumber pemenuhan gizi keluarga. Bahan baku kelor dan ikan yang melimpah ini tentunya harus diolah dengan baik untuk bisa didistribusikan ke seluruh daerah yang membutuhkan.
"TNI telah menjalin komunikasi dengan Ketua Tim PKK Provinsi NTT Julie Sutrisno Laiskodat terkait strategi untuk memanfaatkan kelor dan ikan, termasuk pemenuhan konsumsi telur yang dirasa masih kurang di NTT," katanya.
Dia menjelaskan TNI bersama BKKBN aktif memberikan edukasi tentang resep menu bergizi bagi ibu hamil dan balita yang bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah. Hal itu telah terwujud dengan demo memasak yang menyediakan pangan lokal bergizi dengan inovasi olahan agar disukai oleh anak-anak.
Baca juga: Pangdam II/Sriwijaya beri bantuan susu anak stunting dan yatim piatu
"Kita siap mendukung, kita sudah sampaikan ke personel baik darat, laut, maupun udara, hingga satuan komando wilayah. Kelor itu jadi ikon di sini, jadi bisa diolah jadi produk olahan sayur. Nutrisinya sangat tinggi," kata Purwo.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan tujuan kunjungan ke Labuan Bajo untuk melakukan kampanye percepatan penurunan stunting, salah satunya melalui pelayanan kontrasepsi untuk mencegah stunting. Dengan merencanakan keluarga, jarak kehamilan direncanakan sehingga tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan.
"Dengan kontrasepsi, jarak anak diatur, jumlah anak tidak terlalu banyak, maka harapannya tidak banyak stunting," kata dia.
Hasto menyampaikan bahwa BBKBN melakukan berbagai upaya untuk percepatan penurunan stunting di NTT yang kini masih berkisar pada angka 22 persen, di antaranya tim pendamping keluarga, layanan kontrasepsi gratis, bapak asuh anak stunting, termasuk kunjungan kerja seperti ini.
Baca juga: Deputi BKKBN kukuhkan Pangdam XIV/HSN jadi Bapak Angkat Anak Stunting
"Didukung TNI dan Polri hingga Babinsa yang mengerahkan ini semua, saya optimistis NTT akan segera turun stunting-nya," kata dia.
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022